benuanta.co.id, BULUNGAN – Menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berdampak terhadap kenaikan inflasi di daerah. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Pemerintah Provinsi Kaltara, terkait penyampaian dan pembahasan strategi serta langkah antisipatif Pemprov Kaltara terhadap dampak kenaikan harga BBM.
RDP yang dilaksanakan pada hari ini dihadiri Ketua DPRD Kaltara Albertus Stefanus Marianus, Wakil Ketua I DPRD Kaltara Andi Hamzah, anggota Komisi III DPRD Kaltara, Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltara Suriansyah bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait Pemprov Kaltara.
Ketua DPRD Kaltara Albertus Stefanus Marianus mengatakan melihat kondisi saat ini, pihaknya meminta Pemprov Kaltara melakukan langkah antisipatif dalam jangka pendek, menengah dan panjang penanganan inflasi di Kaltara.
“Kita ketahui bersama sampai saat ini, Tanjung Selor masih masuk di angka 7,4 persen terjadi inflasi,” ungkap Albertus Stefanus Marianus kepada benuanta.co.id pada Senin, 19 September 2022.
Pihaknya pun meminta Pemprov Kaltara melakukan upaya-upaya untuk menekan dampaknya terhadap masyarakat. Tak hanya itu DPRD juga akan ikut serta dalam mensosialisasikan kepada masyarakat dalam rangka mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Dalam mengantisipasinya makanya kita melakukan rapat koordinasi ini, apa yang menjadi rencana kerja dari pemerintah akan kita dukung sepenuhnya dari DPRD. Mari bersama-sama untuk mencari solusi terbaik menghadapi kondisi ini, yang juga terjadi secara nasional,” jelasnya.
Politisi Partai PDI Perjuangan ini menuturkan, selesai RDP dengan pelibatan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis, DPRD Kaltara akan turun ke lapangan untuk meninjau kondisi perekonomian masyarakat di pasar.
“Besok kita rencanakan untuk tinjauan ke lokasi seperti di pasar. Mohon agar dinas terkait ikut mendampingi,” ucapnya.
Kata dia, dengan tinjauan ke pasar ini, semua akan melihat seperti apa distribusi dan ketersediaan 9 bahan pokok yang ada di Tanjung Selor yang dilaporkan saat ini mengalami inflasi. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Matthew Gregori Nusa