Stadion Mattoanging Mangkrak, Dewan Pertanyakan Upaya Pemprov

benuanta.co.id, MAKASSAR – Kelanjutan pembangunan Stadion Mattoanging Makassar hingga kini belum menemukan titik terang atau terbilang mangkrak. Pasalnya, setelah dibongkar dan diratakan dengan tanah pada Oktober 2020 lalu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terkesan tidak ada keseriusan untuk melanjutkannya.

Bahkan proyek pembangunan Stadion Mattoanging ini telah mengalami gagal tender sebanyak tiga kali.  Sehingga hal tersebut menjadi sorotan.

Baru – baru ini melalui rapat paripurna tentang  Ranperda APBD Perubahan 2022, sejumlah Fraksi di DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui pandangan umumnya dengan tegas meminta penjelasan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman terkait keseriusan atas kelanjutan pembangunan Stadion Mattoanging.

Mengingat Pemprov Sulsel menganggarkan Stadion Mattoanging sebesar Rp66,2 miliar. Namun pembangunannya tidak ada kejelasan.

“Fraksi Partai Gerindra mempertanyakan alokasi anggaran untuk Stadion Mattoanging pada Tahun Anggaran 2022 sebanyak 66,2 M yang sampai hari ini belum ada kejelasan apakah bisa terserap tahun ini atau tidak,” sorot Fraksi Partai Gerindra melalui juru bicaranya, Andi Muchtar Mappatoba dalam  rapat paripurna di Gedung DPRD Sulsel, Jumat (16/9/2022).

“Kami sangat menyesalkan ketidaksungguhan Gubernur untuk membangun Stadion Mattoanging yang menjadi kebanggaan masyarakat pecinta sepak bola di Sulawesi Selatan,” sorotnya lagi.

Senada disampaikan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turut mendesak Pemprov Sulsel memberikan atensi serius terhadap proses pembangunan Stadion Mattoanging.

“Fraksi PKB meminta perhatian khusus Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkaitan dengan pembangunan Stadion Mattoanging untuk dapat direalisasikan di tahun yang akan datang. Ini juga mohon penjelasan,” harap Hengki Yasin yang menjadi juru bicara PKB.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah Erbe merasa pesimis  terkait kelanjutan pembangunan stadion Mattoanging bisa diselesaikan di sisa masa jabatan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

“Kalau berdasarkan perhitungan manusia yah, kita berdoa saja sapa tau ada investor atau pemerintah pusat mau berbaik hati. Kalau perhitungan manusia, saya kira masa pemerintahan Pak Sudirman agak berat dia bangun,” ujar Ni’matullah baru – baru ini.

Ni’matullah Erbe menilai, dalih Pemprov terkait pembangunan Stadion Mattoanging yang  mengalami gagal tender berulang kali hanya basa – basi. Menurut dia ada hal yang lebih teknis terkait  gagal tender pembangunan stadion tersebut.

Sebab Pemprov Sulsel melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) melakukan perubahan desain Stadion Mattoanging, yang awalnya berkapasitas 40 ribu diturunkan menjadi 15 ribu.

Padahal kata Ni’matullah, Pemprov Sulsel telah melakukan tender  Detail Engineering Design (DED) dan Manajemen Konstruksi (MK) pembangunan Stadion Mattoanging berkapasitas 40 ribu dengan pagu sekitar Rp20 miliar lebih, dan DED tersebut  sudah selesai.

“Tetapi kalau dia mau bangun stadion Mattoanging, dia harus tender ulang DED lagi. DED awal itu Rp20 miliar,” Kata Ni’matullah.

Sehingga diungkapkan Ketua Demokrat Sulsel ini, pembangunan Stadion Mattoanging harus berlandaskan DED dengan kapasitas 40 ribu penonton.

“Kalau soal stadion itu sesungguhnya ada persoalan serius dalam mekanisme pekerjaan proyek. Pekerjaan proyek itu standar mekanisme aturan membuat DED, jadi seluruh proyek apalagi  bangunan besar seperti stadion itu, yang pertama ditender DED-nya, kalau sudah selesai DED-nya maka pembangunan fisiknya harus berdasar DED,” kata Ni’matullah.

“Soal di Mattoanging, DED-nya itu kapasitas 40 ribu. Sehingga banyak wacana berkembang akan diturunkan 15 ribu atau modelnya berubah dan sebagainya. Menurut pemahaman saya secara aturan, nda mungkin. Kita tidak melakukan pekerjaan fisik berdasarkan DED, karena itu melanggar,” sambung Ni’matullah.

Maka dari itu, diungkapkannya, penyebab utama gagal tendernya pembangunan Stadion Mattoanging lantaran terjadi perubahan desain dari kapasitas 40 ribu penonton menjadi 15 ribu. Ini dianggap bertentangan dengan DED pembangunan Stadion Mattoanging.

“Tiba – tiba kita menganggap (kapasitas) 40 ribu terlalu besar, cukup 15 ribu. DED nya mana kalau 15 ribu? karena DED yang ada itu kapasitas 40 ribu. Menurut saya itu yang menyebabkan gagal tender,” ungkap politisi yang kerap disapa Ulla itu.

Sehingga disebutkan Ulla, Pemprov Sulsel agak sulit melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging jika tidak mengacu pada DED yang kerjakan oleh PT Akronim dan PT Griksa.

“Saya kira agak berat OPD terkait untuk mau melakukan pekerjaan di luar DED, karena itu tidak ada dasarnya, itu korupsi juga kalau kerja di luar perencanaan awal. Saya kira itu masalah serius, soal – soal yang lain itu (alasan gagal tender) menurut saya seperti basa basi saja,” ucapnya. (*)

Reporter: Akbar

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *