benuanta.co.id, TARAKAN – Terpidana kasus kejahatan di balik jeruji besi tak hanya ditempatkan untuk menjalani hukuman pidana saja, terdapat program pembinaan khusus yang diberikan dari instansi terkait untuk membina warga binaannya.
Salah satunya yakni, Balai Permasyarakatan Kelas II A Tarakan yang masih aktif memberikan pembinaan untuk warga binaan maupun mantan warga binaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri warga binaan agar tidak mengulangi perbuatan hukum dan mendidik agar memiliki jiwa sosial dan berwirausaha.
Kepala Bapas Kelas II A Tarakan, Andik Dwi Saputro menjelaskan pembinaan berkelanjutan bagi warga binaan yang sudah selesai menjalani masa hukuman ini dilakukan seperti membatik, las, budidaya ikan lele serta bimbingan kemandirian kepribadian
“Jadi ada pembinaan kepribadian bekerjasama dengan LBH Kaltara dan Sekatak, ada kerjasama dengan batik Pakis Asia untuk membatik, kemudian lasnya Bengkel Las Sugih Jaya, harapannya klien Lapas lebih produktif bagi masyarakat,” bebernya, Rabu (14/92022).
Pembinaan kemandirian kepribadian ini dikatakan Andik dapat berjalan selama 3 hari. Adapun yang diterima oleh mantan warga binaan adalah semacam pendalaman atau penguatan selama berada di dalam Lapas.
Sayangnya program ini masih terlalu lemah untuk dijalankan pihaknya. Karena sebagian besar warga binaan yang ada di Lapas Tarakan juga berasal dari luar Tarakan. Alhasil, ketika pihaknya mengadakan program seperti ini.
“Jadi sulit mendapatkan klien yang benar-benar mau, misalnya dari 20 yang mau itu hanya 10. Itu kesulitan kita, jadi pembinaan juga tidak sepenuhnya mau kalau di Lapas kan mereka wajib gitu,” ungkapnya.
Saat ini program yang pihaknya jalankan baru berusia dua tahun, sehingga masih masuk di dalam tahap perkenalan. Saat ini baru terdapat kisaran 5 orang yang berhasil dari total 20 orang yang mengikuti pembinaan ini.
“Ada yang kemarin kasus obat-obatan aborsi, kalau tidak salah namanya pak Suparman memang punya minat, jadi setelah mengikuti ini mau buat kolam begitu, karena ada tanahnya luas,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa