Kamera ETLE Terpasang, Cahayanya Bikin Silau Mata Pengendara

benuanta.co.id, TARAKAN – Pemandangan baru tampak di tengah kota Bumi Paguntaka. Terlihat fasilitas lalu lintas baru berupa kamera dan cahaya seperti lampu terpasang di lampu merah Simpang Empat GTM Kota Tarakan. Benda tersebut adalah Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau yang lebih dikenal dengan tilang elektronik.

Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasat Lantas Polres Tarakan, AKP Rully Zuldh Fermana menerangkan pemasangan etle sendiri hampir keseluruhan terpasang kamera pengintai dengan kabelnya. Namun, masih ada komputer dan server yang belum terpasang di back office.

“Sudah 70 persen lah terpasang, jadi walaupun kameranya sudah berfungsi tapi sistem etle atau penilangannya masih belum di Tarakan,” terangnya, Rabu (7/9/2022)

Rully menuturkan terdapat batas waktu pemasangan server dan juga komputer. Kemungkinan penerapan tilang elektronik ini akan dilangsungkan pada hari jadi Satuan Lalu Lintas 22 September mendatang. Pihaknya akan secara resmi launching etle tahap 3 yang akan digelar di seluruh Indonesia.

“Termasuk Polda Kaltara juga, launchingnya di Tarakan ini yang pertama. Ya kalau ada tambah titik di wilayah lain tinggal tambah tidak perlu launching lagi,” tuturnya.

Baca Juga :  Ngakunya Nyari Besi Tua, Paha dan Kipas Mesin 200 PK Raib 

Saat ini dikatakan Rully, titik etle masih terpasang di Simpang Empat GTM arah Jalan Yos Sudarso. Pihaknya juga mempertimbangkan pemasangan di area tersebut karena memiliki mobilitas yang tinggi, serta masih banyak terjadi pelanggaran lalu lintas bagi pengendara.

“Kalau Jalan Jenderal Sudirman itu bukan kamera Etle itu kamera biasa aja, kalau Etle baru di Yos Sudarso satu titik itu, nanti itu 24 jam memantau juga. Servernya saat ini juga masih dikerjakan sama vendor, nanti back officenya di command center Polres Tarakan, front officenya di sebelah gedung SPKT,” bebernya.

“Front office itu nantinya tempat bagi masyarakat yang dikirimi surat untuk konfirmasi, misalnya apa benar dia yang bawa kendaraan saat terjadi pelanggaran, atau apa kendaraan itu benar miliknya dari situ bisa kita proses seperti tilang biasa,” sambung dia.

Lebih lanjut Rully menguraikan, untuk personel ia akan tempatkan masing-masing dua pada setiap office. Tak hanya itu, terdapat pula personel Satlantas yang saat ini mengikuti pelatihan menyoal Etle di Jakarta. Kamera Etle ini nantinya akan mendeteksi bagi pengendara yang tidak pakai helm, sabuk pengaman, kebut-kebutan, bermain handphone, pajak kendaraan maupun parkir sembarangan.

Baca Juga :  Imigrasi Tarakan Sudah Bisa Terbitkan Paspor Elektronik

Ia berharap jika nantinya penerapan Etle ini efektif, pihaknya akan melakukan penambahan Etle dengan berkomunikasi ke Pemerintah Daerah.

“Kita kan menentukan titik Etle itu kita sudah data ke Polda, ya memang yang sekarang terpasang itu prioritas, kemudian ada lagi itu di Simpang Ladang dan Sebengkok. Yang saat ini masih dipasang satu, nanti kalau ada persetujuan lagi kita tambah di wilayah itu,” harapnya.

Satu set kamera dikatakan Rully terdapat 3 spek kamera yang tentunya mengintai pelanggaran yang berbeda-beda seperti plat kendaraan dan kecepatan laju kendaraan. Hal ini tentu mempermudah pengawasan petugas dalam mendeteksi kendaraan seperti mobil yang masih kerap kali melakukan pelanggaran.

Menyoal kamera Etle sendiri yang terlalu menyilaukan mata di malam hari tentu menjadi evaluasi pihaknya. Ia juga akan mengkomunikasikan ke pihak vendor untuk mengurangi cahaya yang berlebihan.

Baca Juga :  Evaluasi Layanan Mudik Lebaran, Ombudsman Kaltara Laporkan Hasil ke Pusat

“Ya apakah itu bisa dikurangi sedikit blitznya ya, mungkin ada beberapa kondisi medis masyarakat yang tidak bisa kena cahaya itu, nanti kita komunikasikan lagi lah. Cuman sementara saya sampaikan ke masyarakat dibiasakan dulu dengan kamera itu karena memang belum beroperasi, tidak usah bersembunyi ya dilengkapi lah dokumen kendaraannya,” tutupnya.

Sementara itu, salah satu masyarakat Nurul Atikah (23) mengaku merasa terganggu dengan cahaya yang muncul terutama pada malam hari. Baginya yang memiliki penglihatan yang kurang baik sangat berdampak negatif ketika terpancar cahaya kamera tersebut.

“Sangat mengganggu saat berkendara. Mata langsung terasa kabur dan pusing. Bisa-bisa orang juga nggak fokus saat berkendara. Bukannya orang Tarakan norak tapi alangkah baiknya kan yang bisa membuat pengendara nyaman. Karena jujur saja saya sangat tidak nyaman dengan adanya flash ini,” singkatnya.(*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *