benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Pertandingan sepak bola antar desa yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Tidung, berakhir ricuh.
Pertandingan yang harusnya menjadi momentum kebangkitan HUT Indonesia ke-77 dan HUT KTT ke-15 itu, justru tercoreng lantaran laga antar Desa Sepala Dalung melawan Desa Majelutung memiliki tensi tinggi.
Kericuhan ini bermula saat salah satu pemain dari tim yang bertanding tidak terima dengan keputusan wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Di mana salah satu pemain tidak terima dengan keputusan wasit yang mengeluarkan kartu merah.
“Awal mula berkelahinya saat itu, salah satu pemain tidak terima dikeluarkan oleh wasit dan langsung memukul wasit,” kata Kapolsek Sesayap, IPDA Abu Suhudi, saat dihubungi benuanta.co.id, Rabu (7/9/2022).
Wasit yang menjadi korban pemukulan diketahui mengalami sejumlah luka memar dan telah dilarikan ke RSUD Akhmad Berahim, untuk menjalani perawatan.
“Hanya luka memar, tidak ada luka yang fatal. Apalagi saat ini korban juga sudah menjalalani pemeriksaan kesehatan,” ujarnya.
Belajar dari kejadian ini, Kapolsek pun menghimbau agar setiap pemain sepak bola dan suporter untuk tetap sportif dan mendukung jalannya pertandingan, serta selalu menjaga Kamtibmas di KTT.
“Syukurnya tidak ada yang terprovokasi dari kejadian ini. Jadi kejadian ini murni antar satu pemain dan wasit dan dilerai dengan para pemain lain yang ada di lapangan,” bebernya.
“Saya harap kejadian ini tidak terulang lagi dan saya harap juga semua masyarakat KTT, bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini,” pungkasnya. (*)
Reporter: Osarade
Editor: Yogi Wibawa