Harga BBM Naik, Warga di Pelosok Malinau Minta Pemerintah Pikir-pikir Buat Kebijakan

benuanta.co.id, MALINAU – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) secara nasional ternyata tidak terlalu berdampak terhadap warga perkotaan Kabupaten Malinau.

Kenaikan ini justru lebih berdampak terhadap warga yang tinggal di pedalaman Kabupaten Malinau, atau warga yang tinggal jauh dari wilayah perkotaan Malinau.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1588 votes

Seperti yang diungkapkan Boy, warga Malinau Kota menyebut kenaikan harga BBM ini tidak begitu terlalu dirasakan dampaknya.

Baca Juga :  Polling Pilgub Kaltara Maret 2024, Zainal Paliwang Kokoh di Puncak

“Kalau dampak pemakaian BBM untuk kendaraan, saya pikir sama saja. Karena khusus untuk saya pribadi, untuk aktivitas sehari-hari di Malinau Kota, 1 liter BBM untuk motor bisa bertahan selama dua hari,” kata Boy, Senin, 5 September 2022.

Ia menambahkan dampak kenaikan BBM ini justru terasa, bila kenaikan BBM diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok.

“Kalau untuk BBM-nya kita tidak masalah, karena untuk pemakaian juga tidak terlalu banyak. Yang terasa itu jika harga sembako juga ikutan naik,” ujarnya.

Baca Juga :  Polling Pilgub Kaltara Maret 2024, Zainal Paliwang Kokoh di Puncak

Hal berbeda justru diutarakan Ferdi, warga Kecamatan Malinau barat kepada benuanta.co.id. Ferdi mengatakan kenaikan harga BBM ini begitu terasa bagi masyarakat pelosok.

Pasalnya, dalam memenuhi kebutuhan hidup warga pelosok mengandalkan kendaraan untuk bekerja dan belanja di Malinau yang jarak tempuhnya cukup jauh.

“Sehari untuk pulang pergi, kita bisa menghabiskan dua atau tiga liter BBM dan hal itu rutin kita lakukan setiap hari, karena kita bekerja di Malinau Kota,” ungkap Ferdi.

“Ditambah kita juga kalau belanja kebutuhan baru belanja di Malinau Kota. Makanya kita tidak bisa anggap kecil kenaikan harga BBM ini,” tambahnya.

Baca Juga :  Polling Pilgub Kaltara Maret 2024, Zainal Paliwang Kokoh di Puncak

Sebagai masyarakat pelosok, Ferdi berharap pemerintah bisa menarik kembali kebijakan kenaikan harga BBM, karena dianggap sangat tidak menguntungkan masyarakat pelosok.

“Masalahnya pembangunan saya di sini belum merata, dan kita pun kalau belanja kebutuhan dan bekerja harus melangkah jauh dari sini. Coba pemerintah pikir-pikir dululah sebelum membuat kebijakan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Osarade

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *