Jakarta – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyebut Bung Karno membuat koridor strategis dengan menempatkan kawasan Indonesia Timur sebagai pusat kekuatan TNI AL, Kalimantan menjadi pusat kekuatan TNI Angkatan Udara, dan Jawa sebagai pusat kekuatan TNI Angkatan Darat.
“Hal itu karena memudahkan dari sisi lapangan untuk latihan militer,” kata Megawati saat menjadi pembicara kunci Tapak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di Jakarta, Kamis.
Berbicara tentang TNI AL, Megawati mengatakan bahwa kehadiran TNI AL sangatlah penting di dalam menjaga kedaulatan, keselamatan, dan keutuhan NKRI.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, apa yang menjadi semangat Jalasveva Jayamahe, justru di laut kita jaya, harus kita patrikan bersama,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata dia, Indonesia adalah negara maritim, bukan kontinental. Dengan demikian, hal ini yang harus terus-menerus disosialisasikan.
“Saya sering dipanggil Pak Presiden untuk berdiskusi bahwa sosialisasi untuk menanamkan dan mewariskan pada generasi muda kita bahwa negara kita harus menjadi kebanggaan karena kita terdiri atas tanah dan air,” papar Ketua Dewan Pengarah BRIN tersebut.
Ia mengutarakan bahwa jiwa sebagai bangsa maritim inilah yang melahirkan kesadaran mengapa bumi pertiwi ini disebut Tanah Air.
“Jiwa maritim inilah yang menorehkan kebesaran sejarah Nusantara. Sriwijaya, Singasari, Majapahit, Samudra Pasai, dan berbagai kebesaran kerajaan maritim di Sulawesi, Maluku, dan lain-lain telah menjadi bukti betapa hebatnya sejarah peradaban maritim Nusantara,” ucapnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kata Megawati, harus mampu membangun pengaruhnya melalui laut. Semangat Jalasveva Jayamahe harus terus ditumbuhkembangkan.
Megawati menyampaikan pandangan presiden pertama RI Soekarno dalam visi maritim dengan membangun secara khusus Kompartemen Maritim.
“Kompartemen Maritim terdiri atas Departemen Perhubungan Laut, Departemen Perikanan dan Pengolahan Laut, serta Departemen Perindustrian Maritim. Selain itu, Bung Karno pada tahun 1962 juga telah menggagas berdirinya Institut Oseanografi di Ambon sebagai pusat oseanografi terbesar di Asia Tenggara,” katanya. *
Sumber : Antara