benuanta.co.id, NUNUKAN – Dugaan mata-mata atau sapionase dari tiga orang Warga Negara Asing (WNA) yakni LBS (39) dan HKJ (40) asal Malaysia dan JB (45) dari Tiongkok yang diamankan di Nunukan pada Rabu (20/7/2022) lalu, kini dipatahkan oleh hasil pemeriksaan terhadap ketiga WNA tersebut.
Kepala Seksi Intelijen dan Penindak Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan, Reza Pahlevi, mengatakan dugaan terkait spionase telah terpatahkan.
“Kita sudah melakukan penyelidikan dengan melakukan pengecekan dan adanya dugaan spionase tersebut sudah terpatahkan,”ujar Reza kepada benuanta.co.id, Rabu (10/8/2022)
Sebagaimana diketahui, ketiga WNA yang masuk ke Indonesia dari Tawau melalui Pelabuhan Internasional Tunon Taka Nunukan bersama seorang WNI yakni Y. Para WNI tersebut melakukan perjalanan ke Sebatik dengan alasan melakukan survei rencana pembangunan jembatan penghubung Sebatik, Malaysia-Tawau, Malaysia.
Dugaan spionase sempat terkuak lantaran ketiga WNA tersebut mengunjungi Kampung Lodres untuk mengambil foto, lalu mengunjungi patok 3 Aji Kuning dan PLBL Sei Nyamuk. Bahkan WNA tersebut juga melintasi di Pos Marinir.
Namun keempatnya diberhentikan oleh petugas Marinir dan saat diperiksa salah satu handphone WNA didapati berisi foto-foto yang dianggap titik rawan oleh TNI.
Berdasarkan penyelidikan melalui penelusuran jejak digital, ketiga WNA tersebut nihil bukti yang mengarah pada dugaan sapionase. Termasuk juga hasil analisa keterangan-keterangan yang diberikan oleh ketiga WNA.
“Dari keterangan-keterangan ketiga WNA ini kita sudah pelajari dan tidak ada dugaan yang terkait spionase tersebut, jadi kita hanya akan fokus ke penyelidikan terkait pelanggaran keimigrasian saja,” katanya.
Reza mengatakan saat ini ketiga WNA tersebut masih dilakukan penahanan di ruang detensi Imigrasi Nunukan. (*)
Reporter : Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa