Selain RKB, Kecamatan Sembakung Masih Kekurangan Guru SMP dan SMA

benuanta.co.id, NUNUKAN – Kecamatan Sembakung sangat terkendala di bidang pendidikan lantaran sering terjadi banjir dengan jangka waktu yang cukup panjang. Sehingga pembangunan Ruang Kelas Belajar (RKB) dengan dataran tinggi sangat diperlukan agar proses belajar mengajar tidak terganggu dan fasilitas yang ada di sekolah juga tidak tersentuh air.

Camat Sembakung Ridwan mengatakan, pembangunan RKB panggung diperlukan seperti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Sembakung yang merupakan bantuan dari Kementerian Sosial. Diharapkan untuk ke depannya, baik jenjang Sekolah Dasar (SD), TK/PAUD, SMP juga bisa dibangun RKB panggung.

“Sekolah di Sembakung memiliki banyak kekurangan buku pembelajaran, ruang guru dan lainnya. Mudah-mudahan ke depan bisa diperhatikan Pemerintah Daerah karena Kecamatan Sembakung terbilang masih tertinggal,” kata Ridwan, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga :  Penumpang di Nunukan Meningkat 33 Persen Jelang Nataru

Ridwan menjelaskan, kesejahteraan anak-anak sekolah dalam rangka meningkatkan kecerdasan penerus bangsa bergantung kepada perhatian pemerintah, termasuk pelatihan guru, karena para guru yang ada di pedalaman jarang dipanggil untuk mengikuti pelatihan.

Kemudian cukup disayangkan, sekolah di Kecamatan Sembakung masih kekurangan guru mata pelajaran khususnya di jenjang SMP dan SMA. Hingga saat ini terpantau masih banyak guru yang merangkap untuk memberikan mata pembelajaran.

Baca Juga :  Dasar Hukum Masih Digodok, Ganti Rugi Lahan Warga Masuk Malaysia Belum Jelas

Menurut Ridwan, Kecamatan Sembakung terbilang cukup tertinggal dari kecamatan lain lantaran tidak adanya akses jalan yang menembus desa ke desa. Warga biasanya hanya menggunakan aliran sungai yang tentunya cukup memakan biaya besar dan waktu yang cukup lama. Hal itu dinilai bisa memperlambat pengurusan dokumen baik di kabupaten maupun di kecamatan.

“Kami juga berharap akses jalan di Kecamatan Sembakung bisa ditembus dari desa ke desa untuk mempermudah dan mempersingkat rentang pelayanan kepada masyarakat, jika kita dihitung dari Desa Tepian jika jalan darat tembus mungkin perjalanan tidak sampai satu jam,” ujarnya.

Baca Juga :  Jaga Keamanan Laut Jelang Nataru, Lanal Nunukan Petakan Titik Rawan

Jika menggunakan speedboat dengan mesin 200, bisa memakan waktu kurang lebih 1 jam setengah baru tiba di Desa Tepian, tapi jika lewat darat dengan perkiraan 50 kilometer dengan kecepatan 60 mungkin tidak sampai satu jam.

“Saya juga berharap bisa diperhatikan oleh pemerintah, baik dari kabupaten, provinsi bahkan Pemerintah Pusat,” tutupnya. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *