benuanta.co.id, NUNUKAN – Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Nunukan mulai melakukan karantina pada 43 peserta Pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Kabupaten Nunukan di Mess Diklat BKPSDM sejak Senin, 1 Agustus 2022.
Kabid Pemuda dan Olahraga Disbudparpora Nunukan, Hj Rina Dwi Julianti mengatakan 43 peserta Paskibraka yang teridiri dari 22 putri dan 21 putra akan dikarantina untuk mengikuti pelatihan di Mess BKPSDM mulai 1 Agustus hingga 17 Agustus.
“Untuk peserta yang yang sudah masuk ke sini sudah 42 pasukan, kita hanya menunggu 1 lagi dari Tolin Onsoi yang saat ini sudah dalam perjalanan,” ujar Rina kepada benuanta.co.id, Senin (1/8/2022).
Rina mengatakan, untuk Paskibraka Kabupaten Nunukan tahun ini terdiri dari seluruh perwakilan Kecamatan yang ada SMA-nya mulai dari Kecamatan Nunukan, Nunukan Selatan, Sebatik Tengah, Sebatik Induk, Sebatik Barat, Sei Menggaris, Tolin Onsoi, Sebuku, Mansalong, Lumbis, Krayan Induk dan Krayan Selatan.
“Formasi Kecamatan tahun ini lengkap, tidak seperti tahun lalu, kita kurang dari Krayan Induk dan Krayan Selatan,” katanya.
Diungkapkannya, untuk persiapan pelaksanaan pengibaran bendera merah 17 Agustus mendatang akan dilakukan latihan untuk penyusunan formasi awal, yang mana akan dimulai sejak 2 Agustus hingga 5 Agustus yang latihannya akan dilaksanakan di GOR Dwikora Nunukan.
Penyusun formasi awal yakni untuk penentuan formasi pasukan 17, pasukan 8 dan pasukan 45 yang akan bertugas pada pengibaran bendera 17 Agustus.
“Setelah itu, tanggal 6 Agustus hingga 15 Agustus kita laksanakan latihan di lapangan kantor Bupati Nunukan, sebagai tempat pelaksanaan tugas mereka nantinya,” ungkapnya.
Pelatihan kepada Paskibraka Kabupaten Nunukan akan diberikan oleh 3 pelatih dari Polres Nunukan, 1 pelatih dari Lanal Nunukan, 1 dari Kodim, dan pelatih dari Purna Paskibraka Indonesia (PPI).
Ditambahkannya, untuk tahun ini Paskibraka diminta untuk menyertakan persyaratan sertifikat vaksin minimal sudah mendapatkan vaksin dosis 2 dan menyatakan surat keterangan kesehatan, yang mana tidak seperti tahun lalu yang harus menyertakan tes PCR.
Selain itu, Rina mengatakan untuk Paskibraka yang di karantina dilarang untuk dikunjungi hal ini di karenakan dapat menggangu konsentrasi mereka saat sedang latihan.
“Mereka ini betul-betul latihan dari pagi hingga sore hari, lalu malamnya ada kegiatan untuk penambahan motivasi yang diberikan oleh pelatih maupun pendamping dan PBI,” jelasnya.
Bahkan untuk HP ke 43 peserta Paskibraka dikumpulkan tidak boleh digunakan dan hanya diberi waktu satu jam pada malam hari untuk mengunakan HP menghubungi orang tua mereka. (*)
Reporter : Novita A.K
Editor : Nicky Saputra