benuanta.co.id, TARAKAN – Pengurangan populasi buaya di perairan Kalimantan Utara (Kaltara), dapat ditempuh melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim apabila terbukti terjadi peningkatan jumlah populasi.
Soal buaya, atensi berbagai pihak semakin mencuat lantaran keganasan buaya yang tak sedikit menelan korban di Kaltara.
Meski dicurigai terjadi peningkatan populasi buaya, namun BKSDA memastikan akan mengadakan penelitian terlebih dahulu dan menakar kembali urgensi pengurangan populasi hewan buas itu.
Pantauan BKSDA Kaltim, kejadian penerkaman buaya di wilayah kerjanya bukan hanya di area sungai, melainkan hingga ke laut yang memakan korban nelayan.
“BKSDA nanti akan mengurangi populasi di perairan Kaltara dan menitipkannya di penangkaran yang ada di Tarakan,” ujar Kepala Seksi Wilayah Konservasi I BKSDA Kaltim, Dheny Mardiono kepada benuanta.co.id, Kamis (28/7/2022).
Pengurangan populasi buaya, kata Dheny akan bergantung pada hasil penelitian yang rencananya digelar pada tahun 2022 ini.
“Kalau memang nanti hasil penelitian dan kajian menunjukkan perlunya pengurangan populasi buaya, nanti bisa kita pertimbangkan soal penangkaran,” ucapnya.
Penangkaran buaya disebut BKSDA sebagai tempat penampungan guna mengurangi populasinya di alam.
“Sudah ada penangkaran buaya yang komersial di Tarakan, kalau memang hasil penelitian itu harus mengurangi populasi buaya,” sambungnya.
Sementara itu, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara menegaskan agar ancaman buaya di perairan Kaltara dapat diseriusi penanggulangannya. KNTI beberkan, korban keganasan buaya terhadap nelayan ini kerap kali terjadi.
“Ini harus ditangani secara serius karna ini adalah tantangan dan ancaman keselamatan bagi para pelaku usaha perikanan, kita terutama yang bersentuhan langsung dengan air sungai atau perairan,” kata Ketua KNTI Kaltara, Rustan.
Nelayan di Kaltara ini mengaku seringkali menyaksikan buaya saat dirinya sedang menangkap ikan. Bahkan, menurut Rustan untuk melihat buaya saat ini tidak begitu sulit. “Menemukan buaya sekarang tidak susah, masuk sungai aja kalau malam nanti matanya menyala-nyala di pinggir sungai ramai sekali,” tutupnya. (*)
Reporter : Kristianto Triwibowo
Editor : Nicky Saputra