Pemerintah Gandeng MPA dan Perusahaan Ikut Antisipasi Karhutla 

benuanta.co.id, BULUNGAN – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Kabupaten Bulungan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan pun telah melakukan upaya antisipasi yang melibatkan masyarakat dan perusahaan.

Pada apel kesiapsiagaan dan gelar peralatan, Sekretaris Daerah Kabupaten Bulungan Risdianto mengatakan semua pihak harus terlibat. Baik pemerintah, masyarakat, media dan pelaku usaha maupun akademisi.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2003 votes

“Kegiatan ini prinsipnya bersifat Pentahelix karena tidak semua harus pemerintah. Kita lihat disini bagaimana kerjasama pemerintah bersama pelaku usaha (perusahaan) dan masyarakat peduli api (MPA) yang sudah kita bentuk,” ujar Risdianto kepada benuanta.co.id, Rabu 27 Juli 2022.

Kata dia, ada evaluasi yang sering dilakukan pada wilayah-wilayah yang sering terjadi Karhutla dan berulang di setiap tahun. Maka hal ini menjadi atensinya, sehingga pada sisi penanganan tentunya memperhatikan di mana kejadian itu terjadi maka tim akan turun untuk mengantisipasi.

“MPA yang sudah terbentuk itu sudah ada di 9 desa dan perusahaan yang sudah kita buatkan komitmen untuk melakukan antisipasi Karhutla ada 18 perusahaan. Karena perusahaan ini memiliki peluang juga terbesar terjadi bencana di kawasan mereka,” paparnya.

Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Bulungan Dharmawan menyebutkan lokasi potensi terjadinya Karhutla di Bulungan tersebar di 9 kecamatan. Namun kecamatan yang menjadi langganan Karhutla tiap tahun itu ada di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Peso Hilir, Peso, Tanjung Palas Utara dan Tanjung Palas.

“Untuk penanganan Karhutla itu sudah ada regulasi berupa Pergub, dimana untuk bakar lahan yang akan dijadikan lahan pertanian hanya 2 hektare saja dan inipun harus penjagaan ketat pemilik dan MPA,” tuturnya.

Dia menjelaskan jika budaya masyarakat untuk bakar lahan untuk pertanian masih tinggi di Bulungan. Dimana diprediksikan mulai terlaksana pada bulan Agustus hingga Desember.

“Prediksi dari BMKG itu bulan Agustus mulai mengalami musim kekeringan. Sehingga sudah ada masyarakat yang buka lahan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *