benuanta.co.id, TARAKAN – Seorang bayi berusia 5 bulan sedang dalam perawatan medis akibat gizi buruk yang dialaminya. Bayi bernama Ferlianus ini, diketahui tak mengalami kenaikan berat badan sejak lahir, yang membuat ukuran bagian tubuhnya tampak kecil.
Seminggu sudah, anak ke-6 dari Rita (42) dan suaminya ini dirawat di RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan. Meski rutin diberi konsumsi susu dan bubur, hingga bulan Juni 2022 lalu, Rita menjelaskan hasil pemeriksaan Posyandu menyatakan bayi Ferlianus tak juga naik berat badan.
“Umurnya 5 bulan tapi berat badannya cuma 3 kilogram dari lahir. Kalau (suhu) panas, kulitnya tu begini (Terkelupas),” ujar Rita saat ditemui benuanta.co.id, Rabu siang (20/7/2022).
Sebagai seorang ibu, dirinya merasa gelisah akan kondisi kesehatan anaknya. Ditambah, pihaknya termasuk bayi Ferlianus belum terdaftar asuransi BPJS Kesehatan.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Rita alami kepanikan lantaran berat badan anaknya yang tak alami kenaikan, lalu bayi itu kerap menangis setiap harinya.
“Nangis terus setiap hari, tidak ada berhentinya. Tapi sekarang ada sedikit perubahan, beratnya mulai naik 4 kilo terus sudah mau makan,” lanjutnya.
Saat dijumpai pewarta benuanta.co.id, Rita dan bayi Ferlianus berada di ruang perawatan Anggrek B lantai 3. Ia berharap agar sang anak diberikan kesehatan dan pulih dari penyakitnya.
Diketahui, Rita bersama suami dan anak beralamat di Kelurahan Karang Balik atau tak jauh dari Lapas Kelas II Tarakan. Kondisi anaknya yang kian memprihatinkan, harus dilewati tanpa keberadaan keluarga besarnya.
“Suami kerja ikut kapal kayu cari kayu di hutan. Keluarga tidak ada di tarakan, cuma suami dan anak,” ucap Rita yang telah 7 tahun berada di Tarakan.
Informasi yang diperoleh benuanta.co.id, selain belum memiliki BPJS Kesehatan, pasien ini pun beserta keluarganya tak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial oleh Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan.
Sementara itu, Kepala Ruangan Anggrek B RSUD dr. H. Jusuf SK menerangkan pihaknya berusaha memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien gizi buruk ini.
Terdapat perbedaan ketika bayi Ferlianus baru dirawat hingga hari ini.
“Awal masuk bayinya itu nangis terus dan tidak mau lepas dari ASI ibunya, sampai ibunya tidak bisa tidur. Tapi setelah perawatan 4 sampai 5 hari, sudah makin membaik, tidak rewel dan kata ibunya sudah mau makan dia (bayi),” jelas Kepala Ruang Anggrek B, Afrida Noni kepada benuanta.co.id.
Selama dirawat di Ruang Anggrek B, bayi Ferlianus kata Afrida Noni diberikan asuhan keperawatan seperti terapi obat, terapi dokter, kontrol makanan dan susu dari bagian gizi dan kebersihan pasien.
“BPJS Kesehatan pasien juga sedang kita bantu pengurusannya,” tutup Afrida Noni. (*)
Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Matthew Gregori Nusa/Niki Saputra