Ekonomi Bisa Lumpuh, Tak Semua Warga Krayan Dukung Aksi Blokade Jalan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Aksi blokade jalan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat Krayan di perbatasan Long Midang-Ba kelalan sejak 5 Juli lalu dikeluhkan sejumlah masyarakat bahkan Perwakilan masyarakat Adat Lundayeh melakukan aksi penolakan blokde jalan tersebut.

Hal itu disampaikan langsung oleh Perwakilan masyarakat Adat Lundayeh Krayan, Imaucan mengatakan pada Sabtu, 10 Juli lalu bersama dengan beberapa masyarakat yang menolak adanya blokade jalan perbatasan melakukan aksi.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2020 votes

“Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan atas blokade jalan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu tersebut,” ujar Imaucan kepada benuanta.co.id, Kamis (14/7/2022).

Dalam aksi tersebut diungkapkannya, sebagai perwakilan masyarakat adat menyatakan dengan tegas menolak pernyataan ketua adat besar yang mengatasnamakan masyarakat Krayan dalam menutup jalan perbatasan Long Midang-Ba kelalan.

“Kita meminta kepada Pemerintah agar jalan yang diblokade ini bisa segera dibuka kembali dan mengambil langkah yang tegas karena ini adalah akses jalan yang sangat dibutuhkan oleh kami masyarakat Krayan,” katanya.

Baca Juga :  267 Pelanggaran Selama Ops Ketupat Kayan di Nunukan

Diungkapkannya, saat ini jalan perbatasan tersebut telah ditimbun rapat dengan tanah dan kawat duri sehingga tidak bisa dilalui sama sekali dan sangat berdampak pada pemenuhan kebutuhan pokok dari Malaysia yang tidak bisa masuk lagi, bahkan untuk perlintasan orang ikut ditutup.

“Kita berharapnya walaupun di tutup, setidaknya akses untuk perlintasan orang jangan ikut ditutup, namun saat ini semuanya sudah di tutup total jadi kita mengeluh juga tidak bisa beraktifitas,” ungkapnya.

Blokade jalan yang dilakukan tersebut untuk perlintasan barang namun hal tersebut berdampak juga pada perlintasan orang. Selama ini telah terjalin hubungan sosial dan interaksi antara masyarakat Long Midang-Ba kelalan yang masih satu suku.

Namun sejak ditutupnya jalan ini, masyarakat Long Midang maupun Ba kelalan tidak bisa saling mengunjungi lagi.

“Seperti kedukaan, atau mengunjungi keluarga yang sakit di Ba Kelalan atau pun sebaliknya sudah tidak bisa lagi dilakukan masyarakat karena jalannya sudah ditutup,” tuturnya.

Imaucan berharap agar persoalan blokade perbatasan bisa selesai, dan segera dibuka kembali secara tradisional. Ia juga berharap pemerintah bisa segara hadir di Krayan duduk bersama sehingga jalan yang diblokde tersebut bisa segara dibuka kembali setidaknya untuk perlintasan orang.

Baca Juga :  Lima Unit Motor Ikut Tenggelam Hanya Satu Dapat Dievakuasi

Sementara itu, Kornalius yang juga perwalian Masyarakat Krayan mengungkapkan banyak masyarakat Krayan yang mengeluhkan adanya blokade jalan perbatasan tersebut.

“Secara ekonomi kegiatan masyarakat di sana sudah lumpuh, masyarakat tidak bisa keluar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Kornalius kepada benuanta.co.id, Kamis (14/7/2022).

Dikatannya, masyarakat Krayan selama ini berharap kerjasama yang dibangun oleh Pemprov dengan pemerintah Sarawak Malaysia itu ialah dibukanya kembali pengiriman barang dari Malaysia namun sejak dilakukan blokde jalan oleh sekelompok masyarakat tersebut sembako tersebut tidak bisa masuk.

“Masyarakat sangat berharap sembako tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat disana, namun sekarang masyarakat sudah merasa sangat kesulitan dengan pemenuhan sembako,” katanya.

Selain itu, Kornalius meminta kepada pihak-pihak yang melakukan aksi blokade jalan agar tidak mengatas aman masyarakat Krayan karena banyak masyarakat yang tidak setuju dengan adanya aksi blokde jalan tersebut.

Diharapkannya, Pemerintah Daerah bisa memfasilitasi antara masyarakat yang melakukan blokade jalan dan yang menolak blokde untuk dibicarakan dan memacari solusi penyelesaiannya sehingga permasalahan ini tidak berlarut-larut.

Baca Juga :  Dua Hari Pencarian, Akhirnya 5 Motor Berhasil Dievakuasi

Terpisah, Camat Krayan Ronny Firdaus menyampaikan dari sisi masyarakat sangat berharap agar jalan tersebut bisa segera dibuka kembali baik untuk kebutuhan barang maupun perlintasan orang, begitu juga dengan kelompok masyarakat yang melakukan blokade jalan yang menginginkan agar sistem perdagangan tradisional bisa diberlakukan kembali seperti semula.

“Baik tim yang mendukung dan menolak blokde tersebut tujuannya sebenarnya sama, mereka menghendaki agar jalan tersebut terbuka kembali,” ujar Ronny kepada benuanta.co.id, Kamis (14/7/2022).

Terkait permintaan masyarakat yang menginginkan dibukanya kembali akses perlintasan orang, Rony mengatakan telah melakukan komunikasi dengan pihak melakukan aksi blokade jalan namun mereka menolak untuk membuka jalan tersebut hingga pihak pemerintah bisa mengatasi persoalan tersebut dan bisa hadir langsung di Krayan.

“Namun hingga saat ini, kami masih terus melakukan komunikasi dengan mereka agar perlintasan orang bisa dibuka,” tuturnya.

Disampaikannya, aksi blokade yang dilakukan masyarakat untuk menarik perhatian dari Pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara langsung di Krayan. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor : Nicky Saputra 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *