benuanta.co.id, NUNUKAN – Kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam di generasi anak muda Indonesia saat ini, ditambah dengan kemajuan teknologi, pemuda cenderung lebih tertarik belajar kebudayaan asing. Salah satunya di Kabupaten Nunukan juga memiliki ribuan warisan budaya.
Ketua Panitia Ilau Dayak Agabag, Jusip Bakulit mengatakan anak muda zaman sekarang ini sudah lupa dengan kebudayaannya, maka melalui Pesta Ilau Dayak Agabag kembali melestarikan budaya agar mereka mengenal budaya leluhurnya sendiri.
“Agar yang masih duduk dibangku sekolah tau dengan budayanya sendiri, karena diselenggarakannya Ilau ini mengangkat seni budaya seperti seni Kukuy. Kukuy adalah lagu yang sejak dahulu dilantunkan nenek moyang, agar tidak hilang kami kembali menggelar seni budaya tersebut,” Kata Jusip, Rabu (13/7/2022).
Acara Ilau ini menggelar sebanyak 7 lomba sebagai salah satu rangkaian acara, di antaranya adalah Kukuy, menganyam rotan, meraut sedaman, pidato bahasa dayak agabag, lomba berdayung, dan menyumpit serta pemilihan duta budaya.
Tujuan pemilihan duta budaya dayak agabag agar kebudayaan dayak nantinya bisa terekspos oleh mereka. Karena sebagian besar warga yang berada di usia di bawah 20 tahun hampir tidak mengenali identitas dirinya sebagai orang Agabag.
“Kita berupaya bagaimana melestarikan kebudayaan dayak khususnya dayak agabag di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan, ” ujarnya.
Sedangkan anak-anak yang dilibatkan di Ilau Dayak Agabag mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) SMP, dan SMA/SMK serta mahasiswa sekitar 800 orang.
Jusip menambahkan, Pelatihan dan Pendidikan Warisan budaya untuk kaum muda dayak, diharapkan bisa menggugah kepedulian generasi muda dan pemangku kepentingan untuk melestarikan warisan budaya dunia di Indonesia khususnya Kabupaten Nunukan.
Yoseph, Salah satu pelajar di Sembakung mengatakan dengan adanya acara Ilau dirinya dan pelajar lainnya bisa mengenal budaya daerah suku daya agabag itu sendiri, yang tadi tidak tahu menahu menjadi paham akan suku budayanya sendiri.
“Selain menambah teman juga bisa mengenal budaya sendiri,” terangnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Matthew Gregori Nusa







