Presidensi G20 Berdampak Positif Pulihkan Pariwisata Indonesia

Jakarta – Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Fransiskus Xaverius Teguh menilai rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia memberi dampak positif bagi pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.

Hal itu karena berbagai kegiatan G20 diikuti hampir 21 ribu delegasi dengan rincian 4.581 delegasi pada level pertemuan tingkat menteri, 1.212 delegasi pada Deputies/Sherpa Meeting, 8.330 delegasi Working Group Meeting dan 6.436 delegasi Engagement Groups Meeting.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

Bila masing-masing delegasi membawa 4- 5 orang, maka total jumlah pihak yang datang pada pelaksanaan forum G20 sepanjang 2022 mencapai sekitar 100 ribu orang.

Baca Juga :  MUI: Lebaran Ketupat tidak Bertentangan dengan Islam

Menurut Teguh, dengan hitungan seperti itu maka setiap investasi yang ditanamkan Indonesia untuk menarik wisatawan berkunjung akan terbayarkan.

“Pada event di Mandalika Nusa Tenggara Barat (NTB) kita investasikan Rp2 triliun. Berdasarkan kajian yang dilakukan akan menghasilkan multiplier effect Rp5 triliun hingga Rp7 triliun. Di Presidensi G20 kita juga lakukan investasi untuk daerah wisata. Hasilnya pasti investasi itu akan kembali,” ujarnya dalam jumpa pers usai mengikuti hari pertama pertemuan kedua Sherpa di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (10/7), sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Ia menyampaikan saat ini jumlah wisatawan yang masuk di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mencapai 20 ribu orang. Sementara itu di Labuan Bajo sudah 2 ribu orang.

Baca Juga :  BNPB: 1.585 Orang Warga Harus Dievakuasi Pasca-Erupsi Gunung Ruang

“Jadi pelaksanaan Presiden G20 amat membantu pemulihan sektor pariwisata,” katanya. Namun ia mengakui kondisi pariwisata saat ini masih belum pulih sepenuhnya ke level sebelum pandemi.

Terkenoneksi kembali 1 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia ke dalam ekosistem pariwisata, katanya, sebagai target pemulihan.

Lebih jauh ia mengatakan mutual recogniton atau sikap saling mengakui langkah-langkah yang telah dilakukan negara menjadi penting, Seperti penggunaan vaksin yang diakui tiap negara.

“Dengan adanya mutual recognition, tidak ada lagi hambatan perjalanan, sehingga lalu lintas wisatawan berjalan lancar dan ini mendukung pemulihan,” katanya.

Terkait dengan hal konkret yang akan dilakukan para pelaku pariwisata negara G20, kata dia,  Pokja Pariwisata G20 terus menjalin komunikasi dengan para mitra untuk terus mengembangkan SDM pariwisata guna menunjang pariwisata berkelanjutan.

Baca Juga :  Badan Geologi Pantau Gunung di Dekat Gunung Ruang Secara Intensif

Sherpa Meeting kedua di Labuan Bajo diikuti seluruh negara anggota G20, dengan 19 anggota G20 hadir secara fisik dan satu secara virtual. Turut hadir juga 6 negara undangan dan 9 organisasi internasional.

Pertemuan Sherpa ke-2 di Labuan Bajo dilaksanakan back-to-back dengan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri G20 di Bali pada 7-8 Juli 2022, dan pertemuan tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral G20 pada 13-14 Juli 2022 di Bali.

Sherpa ke-2 di Labuan Bajo diselenggarakan pada 9-13 Juli 2022. Labuan Bajo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mempromosikan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata premium bagi turis mancanegara.(Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *