benuanta.co.id, BULUNGAN – Setiap bulannya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan salah satu indikator ekonomi. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur tingkat perubahan harga, baik inflasi maupun deflasi pada tingkat konsumen khususnya di daerah perkotaan.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Kaltara, Slamet Romelan dalam rilisnya mengatakan perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Inflasi untuk Provinsi Kaltara di bulan Juni 2022, yang merupakan gabungan antara Kota Tarakan dan Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,53 persen atau terjadi perubahan IHK 110,35 pada bulan Mei 2022 menjadi 110,94 pada bulan Juni 2022.
“Inflasi di Kaltara dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 1,62 persen, kelompok makananan, minuman dan tembakau sebesar 0,70 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,54 persen,” ucapnya.
Lanjutnya, itu juga dipengaruhi oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,46 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,30 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen.
“Pada bulan Juni 2022, kelompok pengeluaran yang memiliki andil yang dominan terhadap inflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,22 persen, kelompok transportasi sebesar 0,20 persen, kelompok perawaran pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,03 persen, kelompok perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,02 persen, kelompok
pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen,” sebutnya.
Slamet Romelan menuturkan ada 5 jenis item yang menjadi penyumbang tertinggi inflasi di Kaltara pada Juni 2022 adalah angkutan udara sebesar 0,20 persen, cabai rawit sebesar 0,15 persen, bawang merah sebesar 0,07 persen, telur ayam ras sebesar 0,03 persen, dan roti manis sebesar 0,03 persen.
“Sedangkan penyumbang deflasi adalah sawi hijau sebesar -0,07 persen, bayam sebesar -0,03 persen, kangkung sebesar -0,03 persen, kacang panjang sebesar -0,02 dan emas perhiasan sebesar -0,02 persen,” paparnya.
Dia menambahkan untuk IHK pada regional Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi pada Kota Kotabaru sebesar 1,32 persen, Kota Sampit sebesar 0,89 persen, Kota Palangkaraya sebesar 0,87 persen, Kota Tanjung sebesar 0,85 persen, Kota Banjarmasin sebesar 0,71 persen, Kota Balikpapan 0,53 persen, Kota Sintang sebesar 0,49 persen, Kota Samarinda sebesar 0,42 persen, Kota Pontianak sebesar 0,07 persen dan deflasi tertinggi terjadi pada Kota Singkawang sebesar -0,09 persen. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Matthew Gregori Nusa