Cegah Kembali Kasus di Perairan Ambalat, PSDKP Tingkatkan Pengawasan

benuanta.co.id, TARAKAN – Perbatasan wilayah perairan Kalimantan Utara (Kaltara) dengan negara tetangga Malaysia harus selalu dalam pengawasan. Perairan yang paling rawan yaitu Ambalat menjadi mangsa empuk bagi negara tetangga untuk melakukan aktivitas di perairan tersebut.

Kepala Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan, Johanis Johniforus Medea mengatakan, pihaknya akan melakukan peningkatan pengawasan di lapangan yang rawan dan memiliki tingkat kepentingan banyak.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1947 votes

“Ada langkah dan strategi khusus yang kami siapkan nanti untuk di lapangan dalam kegiatan pengawasan,” ujarnya, Kamis (23/6/2022)

Baca Juga :  Selama Febuari Jumlah Penumpang Angkutan Laut Capai 11.765 Orang

Peningkatan pengawasan ini dilakukan dengan patroli menggunakan sarana dan prasarana yang telah ada, serta melakukan komunikasi dengan seluruh stakeholder pemangku kepentingan di perairan Ambalat.

“Ternyata dari beberapa peristiwa itu paling banyak di Ambalat kalau di Kaltara,” sebutnya.

Selama ini kapal patroli Hiu 7 yang khusus ditempatkan mengawasi WP713 dan 716 atau wilayah Selat Makassar dan Laut Sulawesi. Sedangkan untuk wilayah Kaltara lainnya didukung oleh dua unit sirider.

Baca Juga :  Perekaman e-KTP di Kaltara 98,68 Persen

“Itu RIB yang untuk gerak cepat, kita tempatkan di Sebatik karena kita di sana ada satwas, sama yang dari sini (Tarakan) bisa juga kita gerakkan ke sana,” terangnya.

“Untuk tahun ini kita dapat bantuan untuk 30 hari operasi masing-masing sedangkan untuk yang kapal Hiu 7 kita di alokasikan 90 hari operasi,” sambungnya.

Kesediaan kapal saat ini menjadi kunci untuk melakukan pengejaran terhadap kapal kecil yang menangkap ikan di daerah yang dimaksud. Ia menguraikan untuk kekuatan kapal Hiu 7 sendiri memiliki kecepatan 24 knots dengan panjang 28 meter.

Baca Juga :  Perekaman e-KTP di Kaltara 98,68 Persen

Sedangkan rencana peningkatan alutsista ia menjelaskan, pengadaan ini berlangsung di pemerintah pusat yang khusus diberikan kepada kapal pengawas dengan memperhatikan kebutuhan di suatu wilayah.

“Kalau segitu kan agak sulit mengejar kapal-kapal kecil jadi yang paling mungkin ya sirider itu. Kita di sebatik kan ada 1, di sini 1 sama Hiu 7, kalau sirider kecepatannya di atas 25 knots juga,” tandasnya. (*)

Reporter : Endah Agustina

Editor : Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *