benuanta.co.id, NUNUKAN – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Krayan sejak pesawat air tractor mengalami kerusakan menyebabkan antrian panjang setiap APMS dibuka.
Camat Krayan, Ronny Firdaus mengatakan saat ini sumber BBM di Krayan hanya dari Pertamina, berbeda dengan sebelum Covid-19 yang juga mengandalkan suplai dari Malaysia.
“Kalau sebelum Covid kita tidak pernah mengalami kelangkaan BBM seperti ini karena kita juga punya suplai BBM dari Malaysia, kalau sekarang hanya mengandalkan Pertamina,” ujar Rony kepada benuanta.co.id, Rabu (22/6/2022)
Disampaikannya, keterbatasan BBM disebabkan oleh pengiriman BBM yang tidak lagi menggunakan pesawat yang kapasitasnya besar. Jika sebelumnya menggunakan pesawat air tractor yang kapasitas bawaannya 3 ton namun karena pesawat tersebut ada kerusakan sehingga untuk saat ini BBM diangkut dengan pesawat kargo yang jumlah kapasitas angkutnya terbatas hanya 1 ton.
“Karena kapasitasnya hanya 1 ton otomatis stok BBM disini itu kurang. Karena kebutuhan lebih tinggi sedangkan ketersediaan BBM-nya sedikit makanya jadi kelangkaan,” katanya.
Keterbatasan BBM di Krayan membuat antrean panjang dan membuat masyarakat berebut untuk mendapatkan BBM. Rony mengungkapkan, pengantaran BBM hanya sekitar 1 ton dan diangkut 2 sampai 3 kali untuk 2 APMS yakni di Krayan induk dan Krayan selatan.
“Sebelum kerusakan dalam seminggu BBM yang masuk mencapai 7-9 ton, sedangkan sekarang dalam seminggu hanya bisa 3 ton khusus untuk pertalite,” ungkapnya.
Selama ini stok BBM yang banyak bisa disalurkan ke desa-desa yang ada di Krayan, namun karena suplainya yang sudah terbatas sehingga hanya di jual di APMS saja.
“Penjual di kios-kios desa sudah tidak ada, semua pelanggan sekarang masuk ke APMS untuk mengantri sehingga membuat antrian panjang. Sudah hampir 3 minggu antrean panjang begini di sini,” bebernya.
“Jatah untuk setiap kendaraan hanya 3 liter, jadi orang dari desa datang jauh-jauh ngantre ke APMS, sangking jauhnya bahkan ada yang habis ngantre sampai rumah habis lagi bensinnya,” katanya.
Keterbatasan BBM juga berimbas pada aktivitas masyarakat yang menjadi terhambat, termasuk biaya kendaraan juga pasti ikut naik.
“Imbasnya juga kepada petani yang mana aktifitasnya menggunakan BBM, di sini lagi musim merintis biasanya alatnya pakai BBM karena lagi langkah jadi mereka merintis secara manual,” pungkasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli