Antrean Panjang BBM di Krayan, Diduga Akibat Kapasitas Pesawat Pengganti Tak Memadai

benuanta.co.id, NUNUKAN – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Krayan sejak pesawat air tractor mengalami kerusakan menyebabkan antrian panjang setiap APMS dibuka.

Camat Krayan, Ronny Firdaus mengatakan saat ini sumber BBM di Krayan hanya dari Pertamina, berbeda dengan sebelum Covid-19 yang juga mengandalkan suplai dari Malaysia.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1988 votes

“Kalau sebelum Covid kita tidak pernah mengalami kelangkaan BBM seperti ini karena kita juga punya suplai BBM dari Malaysia, kalau sekarang hanya mengandalkan Pertamina,” ujar Rony kepada benuanta.co.id, Rabu (22/6/2022)

Baca Juga :  Tabrakan di Perairan Sebatik, Tim Gabungan Masih Lakukan Evakuasi Perahu 

Disampaikannya, keterbatasan BBM disebabkan oleh pengiriman BBM yang tidak lagi menggunakan pesawat yang kapasitasnya besar. Jika sebelumnya menggunakan pesawat air tractor yang kapasitas bawaannya 3 ton namun karena pesawat tersebut ada kerusakan sehingga untuk saat ini BBM diangkut dengan pesawat kargo yang jumlah kapasitas angkutnya terbatas hanya 1 ton.

“Karena kapasitasnya hanya 1 ton otomatis stok BBM disini itu kurang. Karena kebutuhan lebih tinggi sedangkan ketersediaan BBM-nya sedikit makanya jadi kelangkaan,” katanya.

Keterbatasan BBM di Krayan membuat antrean panjang dan membuat masyarakat berebut untuk mendapatkan BBM. Rony mengungkapkan, pengantaran BBM hanya sekitar 1 ton dan diangkut 2 sampai 3 kali untuk 2 APMS yakni di Krayan induk dan Krayan selatan.

Baca Juga :  121 CJH Nunukan Disuntik Vaksin Meningitis

“Sebelum kerusakan dalam seminggu BBM yang masuk mencapai 7-9 ton, sedangkan sekarang dalam seminggu hanya bisa 3 ton khusus untuk pertalite,” ungkapnya.

Selama ini stok BBM yang banyak bisa disalurkan ke desa-desa yang ada di Krayan, namun karena suplainya yang sudah terbatas sehingga hanya di jual di APMS saja.

“Penjual di kios-kios desa sudah tidak ada, semua pelanggan sekarang masuk ke APMS untuk mengantri sehingga membuat antrian panjang. Sudah hampir 3 minggu antrean panjang begini di sini,” bebernya.

Baca Juga :  Tim Energi Tarakan Ikuti Lomba TTG dan Posyantek Tingkat Provinsi Kaltara

“Jatah untuk setiap kendaraan hanya 3 liter, jadi orang dari desa datang jauh-jauh ngantre ke APMS, sangking jauhnya bahkan ada yang habis ngantre sampai rumah habis lagi bensinnya,” katanya.

Keterbatasan BBM juga berimbas pada aktivitas masyarakat yang menjadi terhambat, termasuk biaya kendaraan juga pasti ikut naik.

“Imbasnya juga kepada petani yang mana aktifitasnya menggunakan BBM, di sini lagi musim merintis biasanya alatnya pakai BBM karena lagi langkah jadi mereka merintis secara manual,” pungkasnya. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *