LDII Dorong Umat Islam Tetap Berkurban Dengan Prinsip Kehati-hatian

Jakarta – Dewan Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) mendorong umat Islam untuk tetap berkurban dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Secara pribadi, kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih daging kurban,” ujar Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2014 votes

Ia menjelaskan bahwa secara sosial, kurban mampu meringankan beban masyarakat sampai sepekan setelah hari penyembelihan. Masyarakat bakal memiliki cadangan makanan dan membuat pengeluarannya bisa ditekan.

Baca Juga :  Gunung Ruang Erupsi Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi Tiga Kilometer

“Selain itu, para peternak juga mendapat keuntungan yang berlipat untuk mengembangkan modal usahanya,” katanya.

Di sisi lain, meskipun saat ini sedang terdapat wabah PMK, masyarakat tidak perlu khawatir karena penyakit tersebut tak berbahaya bagi manusia. Namun, ia menyarankan tetap berhati-hati, karena manusia bisa menjadi pembawa virus PMK ke hewan lain.

Baca Juga :  Menteri PUPR: ASN Pindah Setelah Upacara HUT Kemerdekaan RI di IKN

“Untuk itu perlu kehati-hatian, baik peternak maupun jamaah yang sedang menyurvei hewan kurban,” kata dia.

Sementara itu, Medik Veteriner pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Slamet Kasiran mengatakan PMK tidak berbahaya bagi manusia.

Slamet menyebut ternak yang terpapar PMK, daging dan susunya tidak berbahaya untuk dikonsumsi manusia karena penyakit PMK tidak bersifat zoonosis (menular dari hewan kepada manusia).

Hewan yang terkena PMK, kata dia, bisa disembuhkan dengan memberikan obat antibiotik, multivitamin, antihistamin dan penurun panas.

Baca Juga :  Pengusaha Ilegal RT RW Net Diancam Hukuman Pidana

Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat agar memilih hewan kurban secara syar’i, memenuhi syarat dan secara klinis, ternak yang dipersiapkan untuk kurban tidak menunjukkan gejala penyakit PMK.

“Adanya penyakit PMK masyarakat jangan panik, karena bisa disembuhkan, penyakit PMK tidak menular pada manusia dan daging serta susunya tetap aman dikonsumsi jika dimasak dengan benar,” kata dia.***

 

Sumber : Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *