RI Dorong Peningkatan Aksesibilitas Instrumen Keuangan Berkelanjutan

Jakarta – Indonesia mendorong peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan instrumen keuangan berkelanjutan dalam Pertemuan Sustainable Finance Working Group ketiga (3rd SFWG) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia di Bali pada 14-15 Juni 2022.

Pertemuan tersebut dibuka secara resmi oleh Direktur Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Anita Iskandar mewakili Presidensi G20 Indonesia.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1588 votes

“Untuk mendorong dan mendukung mekanisme transisi hijau, Presidensi Indonesia telah memprioritaskan mekanisme transisi energi menuju energi yang lebih bersih dan terjangkau,” kata Anita pada pembukaan pertemuan tersebut seperti tertulis dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, prioritas tersebut termasuk pembahasan kebijakan yang intensif dalam meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan dalam penyusunan kebijakan Mekanisme Transisi Energi/Energy Transition Mechanism (ETM).

Baca Juga :  Pertamina: Stok dan Penyaluran BBM, LPG serta Avtur Aman di Kaltara 

Dalam mendorong peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan instrumen keuangan berkelanjutan, para anggota menyoroti pentingnya peningkatan penggunaan teknologi digital untuk mengurangi beban biaya operasional dalam praktik keuangan berkelanjutan, khususnya bagi sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), serta mendorong pemerintah untuk membantu perusahaan mengadaptasi Sustainable Supply Chain Finance (SSCF).

Selain itu, banyak anggota juga menyoroti pentingnya meningkatkan dukungan dan peran untuk UKM, serta mendorong peran Lembaga Keuangan Multilateral/Multilateral Development Banks (MDBs) dan Organisasi Internasional (OI) dalam memberikan dukungan pembiayaan dan asistensi bagi pengembangan kapasitas kelompok negara berkembang.

Sementara itu, peningkatan aksesibilitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan dukungan sistem perbankan yang melibatkan peran bank-bank lokal dan nasional sebagai mitra dalam implementasi pembiayaan campuran alias blended finance.

Sebagai kelanjutan dari seri pertemuan SFWG sebelumnya, dalam pertemuan ini para anggota bertemu kembali untuk membahas secara intensif perkembangan terkini dan studi kasus, di antaranya diskusi pararel tentang model dukungan kebijakan pembiayaan dan investasi untuk mendukung transisi.

Baca Juga :  DKUKMPP Nunukan Kembali Gelar Pasar Murah di Lima Lokasi

Kemudian, pembahasan mendorong komitmen lembaga keuangan dengan mengembangkan kerangka kerja yang mendukung transisi keuangan dan meningkatkan kredibilitas komitmen lembaga keuangan, perluasan instrumen keuangan berkelanjutan dengan fokus pada peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan biaya, serta memantau perkembangan terkini Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan G20.

Pertemuan SFWG ketiga ini dipimpin oleh Co-Chairs SFWG yakni Amerika Serikat dan Tiongkok, serta dimoderatori oleh United Nations Development Programme (UNDP) selaku Sekretariat SFWG.

Sebelum pertemuan inti SFWG digelar, Presidensi G20 Indonesia menyelenggarakan Forum on International Policy Levers for Sustainable Investment. Hasil rangkaian forum dan pertemuan tersebut akan menjadi masukan bagi pertemuan ketiga Deputi Keuangan dan Bank Sentral serta Pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20.

Baca Juga :  Gubernur Koordinasikan Ekstra Flight Khusus Mudik Lebaran 

​​​​​​​Dalam Forum Policy Levers, para anggota mendiskusikan dan menyoroti berbagai alternatif instrumen dan pendekatan yang saat ini tersedia dalam rangka mencapai proses transisi yang teratur, adil dan terjangkau, serta dicapai kesepakatan bahwa “tidak ada satu pendekatan mutlak yang akan cocok diterapkan untuk semua anggota”.

Para anggota juga mendukung pengembangan kerangka keuangan transisi yang fleksibel dan dinamis, namun juga praktis, kredibel, dan disusun berbasis pada ilmu pengetahuan.

Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong tindakan kolektif, dan mengembangkan model praktik untuk memberikan hasil nyata dalam mencapai Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris.(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *