Khilafatul Muslimin Nekat Ceramah di Juata

benuanta.co.id, TARAKAN – Masuknya Khilafatul Muslimin di Kota Tarakan sejak tahun 2020, ternyata menyimpan cerita dibaliknya.

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tarakan mencatat bahwa Khilafatul Muslimin sempat nekat ingin menyampaikan dakwah di sebuah masjid.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2116 votes

Hadirnya organisasi yang disinyalir tak sepaham dengan ideologi negara ini diketahui tak terlepas dari peran pemimpin atau yang disebut Amir Khilafatul Muslimin Regional Kalimantan, asal Balikpapan yang sempat berkunjung ke Tarakan.

Kunjungannya ke Tarakan untuk membangun kekhalifahan pun menimbulkan reaksi tersendiri bagi elemen masyarakat Tarakan, khususnya Kelurahan Juata Permai Kecamatan Tarakan Utara.

“Pernah Amir (Pemimpin) Khilafatul Muslimin Regional Kalimantan, datang ke Tarakan. Saat itu dia mau ceramah di salah satu masjid di Tarakan Utara, jadi langsung di larang oleh MUI Kecamatan Tarakan Utara. Sampai sekarang, mereka tidak diberikan kesempatan untuk ceramah di masjid,” ujar Kepala Kantor Kemenag Tarakan H.M. Shaberah, S.Ag.,MM kepada benuanta.co.id, Jumat sore (10/6/2022).

Kemenag memastikan kehadiran organisasi itu di Tarakan tak memiliki legalitas apapun, meski plang nama organisasi telah tertera di bangunan organisasi itu bernaung. Ditambah lagi, menurut Shaberah kalau Khilafatul Muslimin memiliki tujuan yang sukar untuk dicapai.

“Ciri khasnya memakai pakaian hijau, songko (peci) berwarna putih. Mereka ingin mempersatukan umat Islam seluruh dunia, tapi kan berat kalau caranya seperti itu,” urainya.

Berdasarkan pantauan Kemenag dan sejumlah pihak berwenang lainnya, organisasi kekhalifahan itu sulit melebarkan sayap di wilayah Tarakan hingga Kalimantan Utara.

Faktor penyebabnya Khilafatul Muslimin sulit melebarkan sayap di Bumi Paguntaka, yakni organisasi itu tak memiliki sumberdaya anggota yang mumpuni dalam menjalankan organisasi.

Kemudian juga, simpati masyarakat Tarakan pun tak tertuju pada organisasi yang di bawah kepemimpinan Abdul Qadir Hasan Baraja.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan, pengawasan terkait gerakan Khilafahtul Muslimin dilakukan secara melekat oleh MUI Kecamatan Tarakan Utara.

Hingga kini, kata Wakil Ketua MUI Kaltara, Syamsi Sarman telah terpampang papan nama Khilafahtul Muslimin di kediaman anggota tersebut.

MUI Kaltara pun mengaku selalu berkoordinasi dengan kepolisian, BIN dan Densus 88. Terutama di tengah menghembusnya gerakan Khilafatul Muslimin yang melakukan konvoi di beberapa daerah, namun MUI memastikan hal itu tidak dilakukan di Kaltara.

“Hanya satu orang saja, warga biasa yang tidak terlalu fanatik. Beliau bukan seorang mubaligh dan pemuka agama namun memiliki hubungan kekerabatan dengan daerah lainnya, sehingga dia ikut. Pastinya mereka tidak terdaftar di instansi terkait,” tandas Wakil Ketua MUI Kaltara, Syamsi Sarman. (*)

Reporter Kristianto Triwibowo

Editor : Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *