benuanta.co.id, TARAKAN – Pelepasan jenazah dr. Lois Owien dan penghormatan terakhir, diiringi tangisan haru sanak keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Usai dilangsungkan ibadah pelepasan jenazah dan sambutan keluarga, kemudian dilanjutkan prosesi penutupan peti.
Sejumlah tokoh masyarakat, keluarga, kerabat dan rekan sejawat dr. Lois yang hadir di rumah duka, turut menghantarkan mendiang dokter yang akrab disapa Owien ini ke tempat peristirahatan terakhir.
Tangisan pecah pun terjadi ketika detik-detik penutupan peti jenazah oleh pihak keluarga. Usai ibadah, silih berganti keluarga dan kerabat menyampaikan penghormatan terakhir di dekat peti jenazah berwarna putih anak kedua dari empat bersaudara ini.
Pihak keluarga merasa sangat kehilangan sosok dr. Lois yang selama ini menjadi kebanggaan keluarga. Berbagai upaya untuk memulihkan kesehatan dr. Lois dari penyakit kanker yang ia derita, telah ditempuh selama beberapa waktu.
Sekitar 2 bulan ini, dr. Lois yang kembali bersama keluarganya di Kota Tarakan, pun telah fokus memulihkan kesehatannya, namun takdir berkata lain sehingga dr. Lois pergi untuk selama-lamanya.
“Almarhumah dr. Lois alami sakit kanker dan juga komplikasi. Saudara kami yang sudah berada di Jakarta, telah siap untuk daftarkan beliau di rumah sakit di sana, namun Tuhan berkehendak lain,” ujar Rano Hendri adik dari dr. Lois kepada benuanta.co.id, Rabu (6/6/2022).
Di tengah kedukaan yang menimpa sanak keluarga di Kelurahan Karang Anyar Kampung Bugis itu, sang adik begitu mengenang bahwa Owien merupakan sosok kakak yang dikenal baik kepada banyak orang.
Sejak tahun 2005, tercatat dr. Lois telah mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan di beberapa fasilitas layanan kesehatan di Kota Tarakan. Ia pun banyak berkontribusi pada dunia kesehatan di kancah nasional.
“Beliau orangnya baik, peduli dan jiwa sosialnya tinggi. Banyak teman-teman beliau, pasien dan kerabat lainnya berkunjung kesini,” lanjut Rano.
Selain itu, di mata saudaranya, seorang dokter kelahiran 1977 itu selalu peduli terhadap keluarga. “Semasa hidup beliau, meski sakit tetap ramah, senyum dan baik kepada keluarga,” terang Fadli saat menyampaikan riwayat hidup dr. Lois.
Sesaat setelah penghormatan terakhir, peti jenazah dr. Lois selanjutnya dibawa ke Pemakaman Nasrani Kelurahan Kampung Satu, untuk dikebumikan. (*)
Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Matthew Gregori Nusa