benuanta.co.id, NUNUKAN – Satu-satunya Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Nunukan di Binusan yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus, ditunjuk sebagai sekolah penggerak.
Untuk diketahui, Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Guru SLB Nunukan, Adie Sunduk, S. Pd mengatakan sebanyak 79 siswa berkebutuhan khusus menempuh pendidikan di SLB mulai dari SD, SMP dan SMA. Saat ini hanya di Nunukan SLB yang ditunjuk sebagai sekolah penggerak, hal ini merupakan satu program untuk mewujudkan visi misi pendidikan merdeka belajar.
Program sekolah penggerak ini bertujuan untuk melatih anak-anak agar bisa menjadi pribadi yang mandiri, terutama dalam hal belajar.
“Jadi dengan bersekolah mereka mendapatkan ilmu pengetahuan sehingga ke depannya tidak akan terlalu bergantung kepada orang tuanya tetapi mereka bisa bergerak walaupun berkebutuhan khusus. Bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomis, mulai membersihkan diri, mengatur diri seperti mandi dan sebagainya, itu adalah hal yang biasa yang dianggap orang normal. Tapi hal semacam itu kami anggap sangat luar biasa,” jelasnya.
Sedangkan untuk sarana dan prasarana di SLB Nunukan dinilai sudah cukup memadai, namun masih ada fasilitas yang kurang. Meskipun terbilang kurang, bukan berarti pendidikan tidak bisa dijalankan karena tenaga pendidik juga tidak terhalangi untuk mendidik.
Selain itu, para siswa SLB juga diajarkan tentang Teknologi informasi, Adie mencontohkan yang digunakan saat ini adalah lab komputer, karena siswa SLB ini diajarkan sistem informasi seperti anak-anak tunarungu dan autis.
Walaupun fasilitas kurang, pihaknya tetap memberikan pembelajaran. Karena saat ini di ruang lab SLB hanya terdapat 3 unit komputer, sedangkan kebutuhannya diperkirakan 20 unit komputer dalam satu ruangan.
“Walaupun minim, kami tetap memberikan pembelajaran kepada anak-anak dan terkadang laptop guru juga kami pinjam atau digunakan untuk mencukupi kekurangan,” ujarnya.
SLB di Binusan ini juga bisa bersaing dengan sekolah lain pada umumnya. Sekolah umum saja bisa, kenapa anak-anak yang berkebutuhan khusus tidak bisa, mereka harus bisa,”
“Kita harus bisa menunjukkan bahwa saat ini kita ajarkan anak-anak kita dalam keterampilan seperti halnya membatik tidak hanya itu kita juga ajarkan mereka membuat kerupuk, karena di sekolah itu ada ruang produksi membatik, dan kerupuk,” jelasnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Matthew Gregori Nusa