benuanta.co.id, BULUNGAN – Setelah wacana membumikan kembali bahasa daerah khususnya Bahasa Bulungan di lembaga pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bulungan juga menghendaki bahasa lainnya yang merupakan suku asli di Bulungan seperti Tidung dan Dayak juga diajarkan di sekolah.
Bupati Bulungan Syarwani mengatakan agar bahasa-bahasa itu diperkenalkan lagi, dia menginginkan agar bahasa itu butuh referensi dan penataan serta penyusunan sebelum diajarkan.
“Jadi, tata bahasa minimal kamus dapat dihadirkan sehingga akan memudahkan dalam proses pembelajaran di sekolah dalam bentuk muatan lokal bagi anak-anak di Kabupaten Bulungan,” ujar Syarwani kepada benuanta.co.id, kemarin.
Dia menargetkan muatan lokal bahasa daerah mulai diterapkan seusai pelaksanaan hari pendidikan nasional (Hardiknas). Di mana dalam sehari anak-anak didik mengucapkan beberapa kata bahasa daerah.
“Minimal dalam satu hari di dalam kelas itu bisa mengucapkan 3 sampai 5 kata dalam bahasa lokal,” tuturnya.
Sebelumnya pun di salah satu sekolah telah menerapkan bahasa daerah ini dituliskan dalam kelas. Sehingga memudahkan peserta didik melafalkan kata yang disertai dengan makna itu.
“Ini bentuk kreatifitas guru yang membuat tulisan berbahasa Dayak, Bahasa Tidung maupun Bahasa Bulungan. Ini saya di SDN 010 Tanjung Selor di Jalan Semangka,” sebutnya.
Mantan anggota DPRD Kaltara ini menambahkan jika cara ini juga salah satu cara melestarikan budaya lokal di daerah dari tergerusnya kecanggihan teknologi saat ini. Dia menginginkan tidak ada satupun warga Bulungan yang tidak tahu bahasa daerahnya.
“Sehingga ini menjadi pemahaman awal bagi anak-anak kita yang ada di Kabupaten Bulungan terhadap kearifan lokal khususnya dari segi bahasa,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli