benuanta.co.id, TARAKAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Utara (Kaltara) berharap penuh agar bulan Ramadan ini digunakan seluruh masyarakat untuk menjalankan peribadatan dan berbuat baik. Terkait aktivitas yang mengganggu kesucian bulan Ramadan, MUI mendorong hendaknya semua pihak dapat mengindahkan.
Maraknya balapan liar, tawuran, permainan petasan dan beberapa Penyakit Masyarakat (Pekat) seperti perjudian, telah menjadi perhatian MUI sejak lama.
Bahkan terkhusus perjudian dan prostitusi, MUI kerap kali menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah dan pihak kepolisian agar hal itu segera ditindaklanjuti. Kendati demikian, pekat masih tetap dijalankan oleh oknum-oknum tertentu.
Wakil Ketua MUI Kalimantan Utara, Syamsi Sarman menerangkan, mestinya ada tindakan tegas dari pihak aparat keamanan.
“Kalau sulit di bulan lain, masa iya di bulan Ramadan tidak ada tindakan. Kemudian balapan liar anak-anak muda setiap subuh itu, harusnya jauh hari kita harus punya gambaran, solusi menangani itu,” ungkap Syamsi Sarman kepada benuanta.co.id, Kamis (21/4/2022).
“Saran saya kalau sudah tidak bisa dengan cara persuasif, silahkan polisi beri tindak tegas secara hukum kepada yang bersangkutan. Proses hukum, panggil orang tuanya dan publikasi di media. Selama ini kan, hanya kurang efek jera,” tegas tokoh agama itu.
Seperti halnya Tempat Hiburan Malam (THM), menurutnya telah dipersiapkan penertibannya. “Kalau aparat kepolisian merasa kurang personel, silahkan melibatkan ormas-ormas seperti halnya pengawasan pemilu. Saya yakin para ormas pasti siap,” ucapnya.
Secara terpisah, dikatakan Wakil Ketua MUI Kaltara peran aparat kepolisian ketika mengamankan kekhusyukan Ibadah, hal itu juga bagian dari ibadah.
Ihwal maraknya kaum muda yang tergiring dalam aktivitas mengganggu kesucian bulan Ramadan, MUI mengajak kaum muda agar melakukan perbaikan diri dan melakukan ibadah sepanjang Ramadan.
“Setiap masjid kan selalu mengadakan tausiyah selama Ramadan ini. Tetapi banyak juga para remaja dan pemuda yang tidak datang, paling banyak hanya sampai hari ketiga Ramadan. Masa depan kalian masih panjang, jadikan Ramadan ini hidayah,” tutupnya. (*)
Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Matthew Gregori Nusa