benuanta.co.id, TARAKAN – Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristiani di Kelurahan Juata Laut, terlihat diramaikan warga Toraja yang melangsungkan ziarah disertai ritual Ma’nene. Berbondong-bondong sanak keluarga satu sama lain menghampiri Patane (kuburan) itu guna melangsungkan prosesi tersebut pada Jumat (15/4/2022).
Area pemakaman yang berada di Jalan Pangeran Aji Iskandar itu, dipenuhi warga Toraja yang melangsungkan ritual Ma’nene. Menurut tokoh masyarakat Toraja, Petrus Sampe ritual Ma’nene ini, sebagai bentuk penghormatan dan rasa rindu sanak keluarga terhadap orang tua yang telah meninggal dunia.
Tradisi Ma’nene merupakan ritual dalam masyarakat Toraja. Dimana jenazah yang sudah berusia bertahun-tahun, dikeluarkan dari Patane untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya.
Ritual Ma’nene ini, juga termasuk dalam upacara rambu solo’ (kematian). Ritual ini merupakan tradisi yang masih dipertahankan.
Tampak terlihat sanak keluarga menyapa Patane’ alias tempat mendiang orang tua, nenek dan saudara mereka seraya menyampaikan salam.
“Ma’nene juga termasuk berziarah. Seumpama peti almarhum sudah rusak, sehingga harus diganti atau dibungkus kain. Terkadang juga jenazah harus dikeringkan di luar selama 1 sampai 2 hari, baru di masukkan kembali ke Patane’. Selanjutnya Patane’ harus ditutup kembali dan tahun depan lagi baru dapat dibuka,” ungkap Petrus yang merupakan perwakilan keluarga kepada benuanta.co.id.
Meskipun demikian, Petrus menyebutkan bahwa membuka pintu Patane’ tidaklah sembarangan. Perlu ada prosesi sebelumnya dan juga dilakukan setahun sekali.
Terdapat salah satu prosesi sebelum dilakukan pembukaan bangunan Patane’ yakni pemotongan hewan babi.
“Kita bisa potong dimana saja, asalkan tidak di kuburan. Pemotongan babi artinya adat istiadat saja, bukan untuk mempersembahkan ke leluhur yang sudah meninggal,” urainya.
Pihaknya menekankan, saat ini masyarakat Toraja sebagian besar telah menganut keyakinan nasrani sehingga hanya melanjutkan tradisi nenek moyang. Prosesi tersebut menurutnya tidak berkaitan dengan persembahan untuk yang meninggal.
Lebih rinci, Petrus pun menjelaskan bahwa dalam bangunan Patane’ yang dibukanya bersama keluarga itu, berisikan 3 jenazah yang terbungkus peti.
“Ketiga almarhum adik kakak (bersaudara). Yang paling lama sudah 3 tahun meninggal, ada yang dua tahun dan ada yang belum setahun,” tutup Petrus. (*)
Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Matthew Gregori Nusa