Polisi Tunggu Pemeriksaan Inspektur Tambang untuk Menyimpulkan Penyebab Laka Kerja

benuanta.co.id, BULUNGAN – Pasca insiden laka kerja yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa di tambang PT Pipit Mutiara Jaya (PMJ) Site di Desa Bebatu Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung (KTT) pada Senin, 28 Maret 2022 lalu. Polres Bulungan kini terus menggali informasi dari insiden tersebut.

Setidaknya para saksi baik korban yang selamat dan pihak yang bertanggungjawab telah diperiksa oleh penyidik. Hanya saja kepolisian belum bisa mengambil kesimpulan atas pemeriksaan itu, apakah ada kelalaian atau unsur alam.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2024 votes

“Jadi semua yang telah kita periksa, yaitu korban yang selamat kita sudah mintai keterangan, begitu juga supervisor nya soalnya saat kejadian cuaca cerah. Yang belum kita ambil keteranganya adalah inspektur tambangnya,” ucap AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar kepada benuanta.co.id, Selasa, 12 April 2022.

Dia mengatakan telah bersurat kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltara. Hanya saja sampai saat ini belum ada penunjukan terhadap inspektur tambang untuk memberikan keterangan kepada polisi.

“Kami akan surati lagi untuk inspektur tambangnya, karena mereka ini adalah ranahnya khusus. Setelah diperiksa barulah saya bisa simpulkan adanya kelalaian atau tidak untuk diberikan pidana,” tuturnya.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Bulungan IPTU Mhd Khomaini menjelaskan sesuai laporan Polsek Sesayap Hilir, kejadian naas ini terjadi ini berupa tanah longsor pada Senin, 28 Maret 2022 sekitar pukul 17.17 Wita di di Pit 19 utara areal PT PMJ Desa Sengkong Kecamatan Sesayap Hilir, yang mengakibatkan 2 orang tertimbun.

“Tanah longsor mengakibatkan 2 orang karyawan yang tertimbun tanah yaitu bernama Santo usia 34 tahun dan Awaluddin usia 38 tahun,” sebutnya.

Diketahui Santo bertugas sebagai operator Excavator 06- Hitachi 870 warga Jalan Angsa RT 014, Juata Permai Kecamatan Tarakan Utara dan Awaluddin sebagai operator Excavator 11 – Hitachi 870 beralamat di RT 026 RW 004, Selumit Pantai Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan.

Kemudian jumlah unit yang tertimbun tanah longsor sebanyak 10 unit, di antaranya Excavator 870 PC ada 5 unit, Hitachi 870 PC ada 3 unit dan Dozan 8100 PC ada 2 unit.

“Saat kejadian ada beberapa karyawan yang dapat menyelamatkan diri dengan cara melompat dan telah dievakuasi diantaranya Moses, Basira, Rian, Arjun, Wawan, Alex, Suerdi dan Logen,” sebut Khomaini.

Dia menambahkan aktivitas yang dilakukan sebelum terjadi tanah longsor adalah loading OB blok utara dan ada juga yang loading batu bara. Kemudian tanah yang longsor adalah tanah gambut yang tidak basah.

“Jarak tanah longsor dengan danau sekitar 500 meter dan kedalaman tanah longsor sekitar 40 sampai 50 meter,” pungkasnya. (*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor : Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *