benuanta.co.id, BULUNGAN – Angka stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak Kabupaten Bulungan mencapai 22,9 persen. Melihat persentase itu Pemerintah Kabupaten Bulungan pun berupaya melakukan penurunan.
Bupati Bulungan, Syarwani menuturkan berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi atau jumlah kasus stunting dari populasi di Kabupaten Bulungan sebesar 22,9 persen. Sehingga harus dilaksanakan penurunan. Sementara angka prevalensi stunting Provinsi Kaltara yang terdiri 4 kabupaten dan 1 kota yaitu sebesar 27,5 persen di tahun 2021.
“Upaya penurunan stunting terus dilakukan, salah satunya melalui kegiatan rembuk stunting,” ucap Syarwani kepada benuanta.co.id pada Senin, 11 April 2022.
Dirinya menjelaskan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan stunting di Kabupaten Bulungan turun. BKKBN sendiri berperan besar dalam penurunan stunting, pasalnya BKKBN merupakan ketua pelaksana tim percepatan penurunan stunting di Indonesia.
“BKKBN menargetkan Kabupaten Bulungan dapat menurunkan prevalensi stunting dari 22,9 persen di tahun 2021 menjadi 20,61 persen di tahun 2022,” sebutnya.
Kemudian di tahun 2023 penurunan angka stunting kembali dicanangkan, dari angka 20,61 menjadi 17,22 persen. Begitu juga di tahun 2024 dapat turun lagi hingga 13,81 persen. Sedangkan untuk prevalensi stunting di Provinsi Kaltara dari 27,5 persen di tahun 2021 ditargetkan tahun 2022 turun menjadi 23,20 persen, tahun 2023 turun lagi menjadi 19,07 persen dan target tahun 2024 itu 15,04 persen.
“Saya mengajak semua pihak, mari semua terlibat dalam upaya pencegahan stunting terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga dapat benar-benar menurunkan angka stunting di Kabupaten Bulungan serta berkontribusi secara nasional,” tutupnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Matthew Gregori Nusa