benuanta.co.id, Tarakan – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Tarakan menggelar kegiatan Bincang Demokrasi dengan tema wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden di Lotus Panaya Hotel, Selasa, 29 Maret 2022.
Salah satu narasumber yang hadir yakni seorang akademisi bidang hukum dari Universitas Borneo Tarakan (UBT) Yaser Arafat berpendapat, wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden memiliki tujuan lain seperti akan menjadikan masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode. Bahkan, muncul alasan perekonomian Indonesia terancam bila pemilu tahun 2024 digelar.
“Sah-sah saja alasan itu dilontarkan, tapi persoalannya bagaimana gagasan itu bisa diwujudkan ada 2 cara amandemen UUD dan amandemen beberapa aturan yang menjadi batu sandungan, ajukan judicial review ke mahkamah konstitusi,” jelasnya.
Namun, Yaser berpendapat belajar dari sejarah Indonesia pernah melakukan penundaan pemilu, alasannya sangat politis, sehingga kalau alasan penundaan pemilu 2024 benar terjadi karena alasan perekonomian juga dinilainya sangat politis.
“Banyak pelaku-pelaku ekonomi/pengusaha bisa mengancam investasi mereka di negara ini kalau terjadi pemilu atau isu politik tidak berjalan dengan baik, kalau pemilu terjadi tidak ada jaminan investasi mereka makanya mau Jokowi jadi presiden lagi, sehingga mereka bisa aman demi kepentingan mereka,” ujarnya.
Penundaan pemilu, kata Yaser melanjutkan, bukan alasan yang substansial, tapi kepentingan beberapa kalangan saja, bisa dikatakan kepentingan oligarki, kepentingan penguasa yang ada saat ini.
Kemudian, jika benar para politisi mengamandemen UUD demi meloloskan ide penundaan pemilu, dan memperpanjang masa jabatan Joko Widodo, ia khawatir terjadi ketidakamanan Indonesia.
“Terjadi kericuhan dalam negeri, gerakan akar rumput, dan diambil alih militer kekuasaan karena pemerintah tidak mampu menjalankan pemerintahan dengan baik, akan mengancam kehidupan demokrasi. Perlu elit partai politik menghentikan niatan penundaan pemilu,” terangnya.
Ketua PC PMII Kota Tarakan Moh. Nizam menyampaikan tujuan kegiatan ini digelar sebagai upaya menakar kemampuan wacana penundaan pemilu 2024 dan menimbang masa jabatan presiden, artinya menimbang dari dua sudut pandang yakni dari sisi konstitusi dan politik.
“Kita sepakat menolak penundaan pemilu 2024 ini dan perpanjangan masa Presiden, potensi konflik ke tengah masyarakat. Konstitusi sudah mengatur masa jabatan periode Presiden 2 periode kalau ada wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden tentu proses amandemen akan panjang, menurut kami fokus saja kepada program kesehatan dan pendidikan di tengah masyarakat saat ini,” pungkas Nizam.
Dalam kegiatan ini turut hadir gabungan organisasi mahasiswa Cipayung Plus dari mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta se Kota Tarakan. Sebanyak 3 narasumber dihadirkan. (*)
Reporter/Editor: Ramli