Perserikatan Bangsa-Bangsa – Sebuah rancangan resolusi yang diajukan Rusia dan berisi seruan soal akses bantuan dan pelindungan warga sipil di Ukraina, terjegal di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pemungutan suara pada Rabu (23/3).
Resolusi rancangan Rusia itu tidak menyebut-nyebut soal peranan Moskow dalam krisis Ukraina.
“Kalau Rusia memang peduli soal kondisi kemanusiaan, seharusnya mereka berhenti mengebom anak-anak dan berhenti melancarkan taktik pengepungan. Tapi ternyata tidak demikian,” kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward di Dewan setelah pemungutan suara.
Rusia selama ini membantah menjadikan warga sipil sebagai target serangannya.
Untuk dapat disahkan, rancangan resolusi Dewan Keamanan harus mendapatkan sedikitnya sembilan suara dukungan serta tidak ada veto dari salah satu negara ini: Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia.
Moskow sebelumnya membatalkan pemungutan suara di Dewan Keamanan yang dijadwalkan Jumat (18/3) pekan lalu, setelah menuding negara-negara Barat melancarkan “tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap langkah itu.
Rusia mengajukan rancangan setelah Prancis dan Meksiko menarik rancangan versi mereka ke Dewan Keamanan karena yakin dokumen itu akan diveto oleh Moskow.
Dokumen rancangan Prancis dan Meksiko berisi kritik terhadap Rusia, yang dianggap sebagai penyebab kemunculan masalah kemanusiaan di Ukraina.
Ukraina dan negara-negara sekutunya, sementara itu, berencana mengajukan rancangan ke forum pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
Di majelis beranggotakan 193 negara itu, tidak ada negara yang punya veto (hak membatalkan).
Afrika Selatan juga mengajukan rancangan tandingan ke Majelis Umum menyangkut Ukraina, tapi tidak menyebutkan soal Rusia.
Rancangan yang diusung Ukraina saat ini mendapat dukungan dari 88 anggota Majelis, sementara rancangan versi Afrika Selatan didukung oleh enam negara, termasuk China, kata beberapa diplomat.
Ukraina dan negara-negara sekutunya berupaya menambah jumlah 141 suara dukungan yang didapat pada 2 Maret, saat Majelis Umum mengesahkan resolusi yang menyesalkan “agresi” Rusia ke Ukraina dan mendesak Moskow menarik pasukan dari Ukraina.
Resolusi 2 Maret itu ditolak oleh Rusia, Belarus, Korea Utara, Suriah, dan Eritrea. Sebanyak 35 negara, termasuk China, abstain.
Sumber: Reuters / Antara