Dua Bulan TPP Pegawai Belum Cair, Ini Penjelasan Wali Kota

benuanta.co.id, TARAKAN – Sejak Januari 2022, pencairan tunjangan tambahan penghasilan pegawai (TPP) bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Tarakan hingga Maret 2022 belum juga terlihat hilalnya.

Hal ini tidak hanya terjadi di Kota Tarakan namun di seluruh Indonesia, berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia untuk menunda pencairan TPP bagi ASN.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1940 votes

“Itu memang persetujuan Mendagri dan itu seluruh Indonesia,” ungkap Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes, Jumat (11/3/2022).

Pencairan TPP ini dikatakannya tidak dapat didistribusikan jika belum ada persetujuan Mendagri. Sebab jika dipaksakan untuk dicairkan, hal ini akan menjadi permasalahan. Sehingga pihaknya hanya dapat mengikuti prosedur pencairan TPP.

Diakui Khairul, tahun ini pencairan TPP terbilang lambat sebab di tahun sebelumnya tidak terjadi demikian. Keterlambatan ini diprediksi Khairul karena adanya evaluasi dari pemerintah pusat secara nasional.

Namun, berdasarkan hasil pertemuan asosiasi pemerintah kota seluruh Indonesia (Apeksi) melalui ketua umum Apeksi, pihaknya telah bersurat kepada Mendagri agar daerah yang telah memenuhi syarat dapat diterbitkan secara parsial tanpa menunggu seluruh daerah yang belum memenuhi syarat.

“Jangan ditunggu semua. Kalau menunggu semua yang belum memenuhi syarat kan akan mengganggu? Karena ASN sudah mulai pusing,” kata Khairul.

Orang nomor satu di Kota Tarakan ini mengungkapkan bahwa anggaran pencairan TPP bagi ASN telah siap. Namun biasanya pencairan TPP dilakukan setiap bulan, namun saat ini dirapel sejak Januari lalu.

Diungkap Khairul, setiap tahun pihaknya menghabiskan Rp 180 Miliar untuk 3.000 ASN, sehingga dalam satu bulan Pemkot Tarakan mengeluarkan Rp 14 Miliar.

“Jadi kalau dirapel ya lumayanlah,” tukasnya.

Sementara itu, salah satu ASN di lingkup Kota Tarakan, SH mengatakan dirapelnya pendistribusian TPP ASN ini membuat dirinya harus berusaha memenuhi kebutuhan keluarga seminim mungkin. Sebab sebagai ibu rumah tangga, ia mengakui pentingnya TPP untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

“Ya terkendala. Pusing itu pasti, apalagi yang sudah biasa belanja bulanan tapi tiba-tiba TPPnya tersendat sudah pasti bingung,” ujarnya.

Guna mengantisipasi kekurangan kebutuhan perekonomian, SH mengakui keluarganya kini hidup serba hemat dimulai dari penggunaan air, listrik, gas dan kebutuhan makanan.

“Tapi kalau untuk pendidikan anak itu nomor satu. Hanya itu saja yang nggak bisa dihematin,” ungkapnya.

SH bersyukur jika pencairan TPP nanti dapat dirapel, karena ia merasa seperti menabung uang.

“Mudah-mudahan cairnya nanti sekaligus. Jadi bisa langsung disimpan atau dipakai kebutuhan hidup yang belum sempat terbeli kemarin,” tandasnya. (*)

Reporter : Endah Agustina

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *