Pemandangan Langit Tak Biasa di Pulau Bunyu, Ini Penjelasan BMKG

benuanta.co.id, TARAKAN – Pada Senin, 7 Maret 2022 sore, Pulau Bunyu disuguhkan dengan fenomena awan yang tampak bergulung. Fenomena ini biasa disebut dengan awan cumulonimbus (cb) yang biasa terjadi sebelum hujan.

Hal inipun dibenarkan oleh Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan, Raa’ina Farah Nur Annisa.

“Kemarin sore di wilayah Kabupaten Tana Tidung (KTT), Tarakan dan Bunyu itu memang ada pertumbuhan awan konfektif kebetulan jenisnya adalah awan cumulonimbus,” paparnya saat dihubungi benuanta, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga :  Orang Tua harus Waspada, LGBT di Tarakan Merambah Dunia Pendidikan  

Berdasarkan penjelasan Raa’ina, pertumbuhan awan ini bisa menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, tidak menutup kemungkinan juga disertai angin kencang dan petir.

“Kalau kemarin sore study casenya hari Senin, 7 Maret 2022 itu karena memang tingkat konfektifnya tinggi dan siangnya cukup terik dan panas kemudian ada penguapan juga. Jadi pembentukan awan cb itu sekitar jam 4 sore sudah mulai terbentuk di wilayah KTF, pergerakannya pun ke Tarakan dan Bunyu,” jelas dia.

Baca Juga :  Buntut Dugaan Anak SD Terlibat Prostitusi, DPRD Tarakan Agendakan RDP

Pertumbuhan awan ini selain terdeteksi di Kabupaten KTT dan Bunyu juga sempat terjadi di Kota Tarakan. Raa’ina menerangkan bahwa pada sore kemarin angin kencang tampak menyelimuti wilayah Tarakan.

“Kalau di daratan itu kayak Tarakan Barat dan Utara hujan dan angin kencang. Kalau di wilayah perairan itu di Timur hingga Tenggara Tarakan, nah itu juga bisa menyebabkan potensi gelombang tinggi secara tiba-tiba,” bebernya.

Baca Juga :  BMKG Sosialisasikan Wajah Baru Website Resmi, Mampu Pantau Cuaca hingga Tingkat Kelurahan

Kendati demikian, pembetukan awan hujan tersebut masih berpotensi terjadi di wilayah Kaltara. Mengingat prediksi cuaca beberapa hari ke depan masih berpotensi hujan.

“Kemarin kan kelihatan agak rendah, sebenarnya penampakan nya awan cb tidak selalu begitu. Ini masih berpotensi terbentuk, karena awan ini juga sering terjadi di wilayah Kaltara,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *