benuanta.co.id, TARAKAN – Demontrasi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan sejak pukul 09.00 WITA hingga 15.00 WITA, diwarnai dengan gesekan antara petugas dengan pendemo. Pasalnya, petugas kepolisian dan mahasiswa sempat melakukan aksi saling dorong.
Hal ini terjadi lantaran pendemo yang diisi oleh barisan mahasiswa hendak menerobos masuk ke dalam kantor DPRD Kota Tarakan. Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia mengatakan bahwa gesekan ini sudah biasa terjadi di kalangan pendemo.
“Tidak adalah (anarkis), itukan cuma mekanismenya. Dorong-dorongan mekanisme dalam pelaksanaan tugas ada dorongan sedikit-sedikit,” katanya di hadapan pewarta, Kamis (24/2/2022).
Ia juga menilai bahwasanya pada saat demonstrasi berlangsung anggota DPRD sebanyak 20 orang telah turun meminta kepada mahasiswa untuk melakukan diskusi dengan diwakilkan oleh 20 orang saja.
“Ternyata mahasiswa tidak mau, jadi ya cek cok akhirnya, mereka maunya anggota DPRD duduk di sini (halaman DPRD) rame-rame dan mereka pun tidak mau perwakilan itulah jadinya cekcok,” terangnya.
Dalam aksi demonstrasi refleksi 2,5 tahun kinerja DPRD Tarakan, perwira bunga dua tersebut mengerahkan kisaran 300 personel untuk pengamanan.
“Dibantu oleh Satuan Brimob sebanyak tiga pleton,” tukasnya.
Kapolres juga tidak khawatir jika ke depan mahasiswa akan mendatangkan massa lebih banyak lagi. Karena pihak kepolisian tetap terbuka dalam segi perlindungan dalam penyampaian aspirasi dari masyarakat.
“Silahkan saja, asal ada pemberitahuan, sesuai prokes kan mereka juga boleh menyampaikan aspirasi kita tidak boleh menghalangi, kita tetap pengamanan sebagai mediator antara mahasiswa dan anggota DPRD,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa
