Diduga Roti Berbahaya, BPOM Tarakan Hentikan Peredaran dan Uji Lebih Lanjut

benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan menyikapi laporan temuan roti diduga mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) berbahaya oleh Dinkes Bulungan dan Malinau.

Roti tersebut berbentuk mirip kue bolu yang diduga kuat memiliki Bahan Tambahan Pangan (BTP) berbahaya.

Kepala B-POM Tarakan, Hariyanto Baan memastikan sementara ini, pihaknya membatasi peredaran barang tersebut, karena masih dalam pengujian lebih lanjut.

“Maksudnya dihentikan sementara untuk tidak beredar dulu,” ungkap dia kepada benuanta.co.id pada Jumat, 4 Februari 2022.

Baca Juga :  Bandara Juwata Prediksi Peningkatan Penumpang 5 Persen Selama Libur Nataru 2025

Hariyanto Baan kemukakan bahwa roti yang diduga terdapat kandungan zat tambahan itu, masih akan diuji di laboratorium. Ia pun menyatakan sebelumnya, Dinkes hanya menguji roti tersebut menggunakan Rapid test sehingga belum dapat dipastikan validasinya.

Baca Juga: BPOM Tarakan Akan Telusuri Asal Produk Roti Tak Layak Konsumsi 

“Rapid Test itu merupakan uji pendahuluan, sehingga tidak bisa dijadikan dasar bahwa produk ini mengandung BTP yang dilarang. Untuk sementara Itu masih kesimpulan yang prematur belum dapat dipastikan. Yang bisa memberikan hasil valid yaitu pengujian laboratorium yang terakreditasi,” lanjut alumnus MIPA Universitas Hasanuddin Makassar itu.

Baca Juga :  99 Personel Polres Tarakan Siaga Ops Lilin Kayan 2024

Ia masih berkoordinasi dengan Dinkes Bulungan dan Dinkes Malinau terkait roti yang berasal dari Palembang itu. Pihaknya berupaya agar pengujian roti tersebut berlanjut di laboratorium yang telah terakreditasi.

“Kami telah sampaikan ke Dinkes Malinau agar produk tersebut diuji di laboratorium BPOM Samarinda, karena laboratorium BPOM Tarakan belum siap,” terangnya.

Dia menjelaskan, bahwa hasil pengujian BPOM Tarakan rapid test, roti ini tergolong tidak berbahaya, namun begitu dirinya mendorong agar diuji lebih lanjut di laboratorium terakreditasi.

Baca Juga :  Prostitusi di Bawah Umur Persoalan Serius

“Kami juga membandingkan dengan rapid test BPOM Tarakan yang digunakan untuk pengawalan kedatangan Presiden, setelah kami uji roti itu hasilnya negatif BTP. Tetapi namanya hasil uji rapid test kan tidak bisa dijadikan rujukan. Kita tunggu saja nanti hasil dari pengujian laboratorium BPOM Samarinda,” tutup mantan Kepala BPOM Monokwari itu. (*)

Reporter: Kristianto Triwibowo

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *