benuanta.co.id, BULUNGAN – Selama pandemi berlangsung, pemberangkatan Calon Jemaah Haji (CJH) ke Tanah Suci belum terlaksana. Salah satunya Kabupaten Bulungan yang memiliki CJH mencapai 2 ribu orang dengan waktu tunggu selama 25 tahun baru berangkat.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bulungan, Saimin mengatakan terdapat CJH Bulungan yang menarik anggarannya karena tidak sanggup menunggu waktu yang lama.
“Kemarin saya menandatangani pengunduran diri 1 orang dengan alasan pindah ke Haji Plus. Karena dia ini tidak tahan terhadap waiting list itu 27 sampai 30 tahun lamanya,” ucap Saimin kepada benuanta.co.id, Senin (31/1/2022).
Kemenag tidak dapat menghalangi para CJH ini untuk menarik dananya. Hanya saja jika ingin kembali untuk mendaftar haji reguler, maka harus mengantre pada urutan paling belakang.
“Saya lihat tidak ada kabupaten itu waktu tunggunya di bawah 20 tahun, yang ada di atasnya bahkan sampai 30 tahun,” jelasnya.
Saimin menambahkan, Haji Plus tidak berada dalam naungan Kementerian Agama melainkan sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) namun semua pengawasannya seperti izin-izin ketat berada di Kemenag.
“Kita sendiri daftar CJH mencapai 2 ribu orang tiap tahunnya. Kuota berangkat hanya ada 84 orang saja,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Kaltara H Saifi mengatakan hingga saat ini keberangkatan CJH ke Tanah Suci belum ada kabar pasti. Pihaknya masih menunggu perkembangan dan informasi dari Kemenag RI.
“Kalau jadwal belum ada, masih melihat perkembangan Covid-19. Sedangkan yang mendaftar di Provinsi Kaltara dirata-ratakan menanti hingga 27 tahun jika mendaftar hari ini,” ujar Saifi.
Kuota Kaltara hanya 450 orang ditambahkan petugas. CJH yang menarik dana hingga saat ini sudah ada 4 orang. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Matthew Gregori Nusa