Persiapan Fakultas Kedokteran di Universitas Borneo Tarakan, Perluas Pembebasan Lahan

benuanta.co.id, TARAKAN – Universitas Borneo Tarakan (UBT) optimis dalam menghadirkan Fakultas Kedokteran yang ditarget pembangunannya tahun 2022 ini.

Keinginan tersebut memang tidak terbilang mudah. Rektor UBT Prof Dr Adri Patton M.Si dalam hal ini menerangkan jika pihaknya sudah kembali menemui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim dalam membahas lanjutan Fakultas Kedokteran tersebut.

“Belum lama ini kami bersama Gubernur, Ketua DPRD, Walikota Tarakan dan stakeholder terkait sudah menghadap Mentri. Mentri menyampaikan, pada prinsipnya memberi lampu hijau mengingat posisi kita berada di wilayah 3T yang berbatasan dengan Malaysia, sehingga UBT dipersilahkan membuat Fakultas Kedokteran,” terangnya, Sabtu (29/1/2022).

Baca Juga :  Disdikbud Kaltara Targetkan Penyelesaian Pembangunan SMAN 3 Nunukan Tahun 2025

Dijelaskannya, saat ini pihaknya juga sedang menyusun borang sebagai kelengkapan berkas yang diserahkan kepada Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Apalagi saat ini ada beberapa dokter yang sudah siap untuk membantu. Seperti instruksi pak Gubernur dan Walikota Tarakan, agar semua dokter-dokter di Kaltara siap menjadi tenaga pendidik,” jelasnya.

Selanjutnya pihaknya akan melakukan lawatan ke sejumlah universitas dalam membangun kerjasama dalam memuluskan hadirnya Fakultas Kedokteran di UBT.

Adapun terkait fasilitas lahan, pihaknya masih mengupayakan penambahan pembebasan lahan UBT yang diklaim memiliki lahan seluas 130 hektare.

Baca Juga :  PMK Tarakan akan Bentuk Relawan Kebakaran Bantu Sosialisasi Pencegahan

“Sekarang kita tinggal menunggu jika kelengkapan borang kita isi, kami akan ketemu lagi dan meminta UGM, UNHAS dan Univesitas Mulawarman untuk melakukan pembinaan kepada kami,” tuturnya.

“Kalau untuk lahan, kami punya lahan yang diberikan oleh Pemkot Tarakan sebesar 130 hektar. 38 hektar sekarang sudah bersertifikat dan lainnya masih kawasan hutan lindung dan itu juga kami jadikan hutan penelitian. Sekarang kami sudah mengurus sertifikat kembali,” sambungnya.

Kendati begitu, dari 130 hektare lahan yang dimilki, 38 hektare diantaranya sudah di sertifikat. Meski di sekitar lahan tersebut masih terdapat klaim masyarakat sekitar, namun pihaknya tetap berupaya akan melakukan pembebasan untuk disertifikasi.

Baca Juga :  Periksa Speedboat di SDF Tarakan, Polisi Temukan 2 Buruh Positif Metafemtamina

“Untuk ke depan juga mungkin perlu peningkatan fasilitas gedung yah. Seperti gedung fakultas kedokteran akan kita bangun, tetap memang alat lab ini kan sangat perlu. Makanya nanti kita akan bicarakan dengan pak Gubernur bersama pak Walikota bagaimana nanti RS Jusuf SK bisa dijadikan Rumah Sakit Pendidikan,” pungkasnya. (*).

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *