benuanta.co.id, NUNUKAN – Objek wisata hutan mangrove di Sei Fatatimah, Kecamatan Nunukan ramai dikunjungi masyarakat.
Bahkan di awal tahun 2022, wisatawan yang mengunjungi tempat ini bisa mencapai mencapai 800 hingga 1.000 orang per harinya.
Kades Binusan Rudi Hartono, S.Sos, mengatakan peningkatan wisatawan yang berkunjung ke hutan mangrove Sei Fatatima, menjadi angin segar dalam membangkitkan kembali wisata di Kabupaten Nunukan.
“Awal tahun kita mencatat ada 800 hingga 1.000 orang berdatangan dalam sehari, namun saat ini pengunjung sudah berkurang dari awal tahun sebelumnya,” Ahad (16/1/2022).
Lanjut dia, setiap akhir pekan yakni Ahad, pengunjung juga akan mendapat hiburan live music. Itu dilakukan untuk menarik minat para pengunjung di wisata hutan mangrove ini.
“Kami juga akan menyajikan tarian daerah seperti jepen,” jelasnya.
Sedangkan tarif masuk hutan mangrove ini, setiap pengunjung hanya akan merogoh kocek sekitar Rp 3.000 , sedangkan berkendaraan bermotor Rp 2.000, mobil Rp 5.000.
Diketahui hutan mangrove di Sei Fatatimah ini juga dikenal sebagai wisata Yaki Manurani. Usut punya usut, ternyata Yaki Manurani merupakan tokoh masyakarat yang menghibahkan tanah miliknya ke pemerintah Desa Binusan sekitar 5 hektar, untuk dibangun menjadi objek wisata.
“Yaki Manurani kita berikan penghargaan karena sudah mau menghibahkan lahan tersebut, dengan jiwa yang besar maka kami namakan hutan mangrove ini Yaki Manurani,” terangnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor : Yogi Wibawa