benuanta.co.id, SEMBAKUNG – Banjir yang melanda wilayah perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) hingga Kamis (6/1/2022) sore, mencapai 4,65 meter telah merendam rumah se-Kecamatan Sembakung. Sekitar 190 rumah terendam ini yang terdiri dari 254 kepala keluarga dan 1.003 jiwa terdampak musibah ini.
“Ketinggian debit air pada tanggal 6 Januari 2022 sore, diukur sudah mencapai 4,65 meter dari ketinggian normal. Ada 1.003 orang, itu jumlah warga yang sudah terdampak banjir yang sudah dalam rumah,” ungkap Ketua Destana Desa Atap Kecamatan Sembakung, Sahrin Abdullah saat dihubungi, Jumat (7/1/2022).
Meski banjir telah menggenangi ruangan dalam rumah, warga Sembakung saat ini belum mengungsi ke posko evakuasi yang telah disiapkan tim relawan banjir. Para warga memilih bertahan di dalam rumah masing-masing dengan cara membuat pungkau atau cara alternatif warga yang membuat sebuah ruangan dari papan yang dibangun tepat di bawah atap rumah.
“Untuk sementara warga belum ada yang dievakuasi, karena memilih untuk sementara bertahan di dalam rumah masing-masing dengan cara membuat pungkau,” katanya.
Sahrin menyebut hampir setiap tahun pasti ada banjir yang merendam pemukiman warga, dan berdasarkan pengamatannya selaku pelaksana di lapangan memang setiap 7 tahun pasti ada fenomena banjir yang sangat besar melanda daerah tersebut.
Banjir ini turut dikeluhkan warga Sembakung, apabila banjir tersebut lama surut karena sangat mengganggu aktivitas keseharian mereka.
“Mengenai keluhan warga yaitu warga masyarakat sembakung mengeluh apabila banjir tersebut lama sekali surut ataupun turun, ini yang menjadi keluhan mereka karena mungkin menghambat atau sangat mengganggu aktivitas keseharian warga,” terangnya.
Dia berharap agar ada upaya semua pihak untuk mencari solusi mengatasi banjir yang ada di Kecamatan Sembakung.
“Entah itu perlu ada penelitian atau sejenisnya,” harapnya.
Saat ini tim relawan yang tergabung dalam penanganan bencana banjir Sembakung juga terus berkoordinasi dan bersinergi. Baik dari Pemerintah Kabupaten Nunukan, organisasi dan instansi yang terlibat membantu seperti KSB Sembakung, Tagana, Relawan Destana Desa Atap, Pemerintah Kecamatan Sembakung, Tameng Adat, BPBD Kaltara, BPBD Nunukan, dan Wakil Bupati Nunukan yang hadir melihat kondisi bencana.
“Untuk bantuan sudah ada dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan berupa logistik, namun dari pihak lain sampai saat ini belum ada,” pungkasnya. (*)
Editor : Yogi Wibawa