benuanta.co.id, TOLITOLI – Setelah penantian panjang disertai usaha keras, tim Jelajah Kebangsaan Wartawan-Persatuan Wartawan Indonesia (JKW-PWI) merapat di Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Tim sempat susah payah mencari informasi jadwal penyeberangan menuju dari Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Pada 3 Januari 2022 akhirnya tim berhasil menumpang KM Sabuk Nusantara 116 untuk tiba di Tolitoli.
Tim yang terdiri dari Yanni Krishnayanni, Agus Blues Asianto, Sonny Wibisono, dan Indrawan Ibonk sempat tertahan di Tarakan selama tujuh hari sejak 28 Desember 2021 hingga melewati pergantian tahun di sana.
Di Tarakan, tim sempat bermalam di kediaman keluarga Bapak Misrie, kerabat dari Agus Blues Asianto. Tim diterima penuh kehangatan bagai keluarga sendiri selama menginap di rumah ini
Kesulitan memperoleh jadwal penyeberangan laut kembali dialami saat hendak menyeberang ke Tolitoli. Ini adalah kendala utama yang hampir selalu dihadapi tim JKW-PWI saat hendak melewati jalur laut.
Sebelum meninggalkan Tarakan, Indrawan Ibonk, Yanni Krishnayani dan Sonny Wibisono menyempatkan diri untuk mengunjungi Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB). Di lokasi tim berhasil menjumpai kawanan Bekantan berjumlah 19 ekor sedang menikmati santapan pisang muda.
Menurut keterangan petugas konservasi, di dalam kawasan ini terdapat dua kawanan Bekantan yang berhasil ditangkar dalam satu kawasan seluas 9 ha dengan luas total 23 ha.
Usai dari lokasi KKMB, tim langsung menuju Pelabuhan Malundung Tarakan untuk memastikan informasi kedatangan kapal KM Sabuk Nusantara 116 yang akan menyeberang ke Tolitoli pukul 16.00 WITA.
Setelah mengurus tiket dan semua dokumen perjalanan, tim langsung kembali ke rumah untuk persiapan keberangkatan. Dalam perjalanan ke pelabuhan, motor KLX 230 yang dikendarai Agus Blues Asianto tiba-tiba terjatuh karena hilang keseimbangan.
Agus sendiri memang dalam kondisi yang masih kurang sehat, sehingga diputuskan untuk meninggalkannya di Tarakan agar mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif sampai kondisinya pulih kembali.
Motor KLX 230 tunggangan Agus Blues tetap diseberangkan. Posisi Agus untuk sementara digantikan oleh Aji Tunang Pratama, sesama rekan wartawan yang membantu tim JKW-PWI. Bikers pengganti ini akan mulai berkendara bersama tim JKW-PWI dari Tolitoli menuju kota di provinsi berikutnya hingga Agus bisa kembali bergabung dengan tim.
Km Sabuk Nusantara 116 ternyata tidak seperti KM Sabuk Nusantara milik PT Pelni yang tidak mengangkut kendaraan roda 2 atau roda 4. Kalaupun diizinkan, calon penumpang harus mengeluarkan dana besar karena harus membayar ongkos packing kendaraan. Keterangan ini diperoleh tim JKW-PWI dari salah seorang pegawai Pelindo di Pelabuhan Malundung.
Menurut seorang petugas agen tiket, pengelolaan KM Sabuk Nusantara 116 diserahkan ke pihak swasta yang melayani rute penyeberangan bersama KM Sabuk Nusantara yang dikelola oleh PT Pelni.
Di tengah perjalanan, tim JKW-PWI sempat mendapati beberapa ABK KM Sabuk Nusantara 116 melakukan pembuangan sampah atau limbah penumpang ke laut. Di antaranya adalah sampah plastik dan styrofoam pembukus mie instan.
Menurut salah seorang ABK, kegiatan pembuangan sampah rutin dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah penumpang sebelum kapal sandar di pelabuhan tujuan. Tim JKW-PWI sempat meminta ABK untuk tidak membuang sampah ke laut namun tidak diindahkan. Padahal, tindakan itu dapat membahayakan ekosistem di laut dan berdampak kerusakan lingkungan secara keseluruhan. (*)
Editor: Nicky Saputra