PMK Catat Kebakaran Terbesar Tahun 2021 Terjadi di Kelurahan Sebengkok 

benuanta.co.id, TARAKAN – Kebakaran kerap kali terjadi di wilayah kota padat penduduk, bahkan di wilayah pesisir sekalipun kebakaran juga menjadi bencana yang paling mendominasi.

Kepala Petugas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Tarakan, Hanip Matiksan mengatakan sepanjang tahun 2021 pihaknya telah melakukan penanganan pada kasus kebakaran.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1547 votes

Baca Juga: Sepanjang 2021, BMKG Catat 7 Kali Gempa Bumi di Tarakan

Tercatat pada data selama tahun 2021 kebakaran di Kota Tarakan sebanyak 45 kali. Adapun dengan jumlah paling banyak terjadi pada bulan September 2021.

“Terdiri dari kebakaran rumah atau bangunan, lahan atau hutan dan lainnya. Lainnya ini yang seperti kompor meleduk, trafo itu yang kecil-kecil,” katanya kepada benuanta.co.id, Senin (27/12/2021).

Baca Juga :  Ini Saran Ombudsman Koreksi Layanan Mudik di Pelabuhan Malundung Tarakan

Hanip menjelaskan, bahwa kejadian kebakaran yang paling besar terjadi pada bulan Oktober lalu yang melahap sekitar 38 rumah.

“Iya itu salah satunya yang terbesar kemarin sepanjang tahun 2021 ini, kalau tidak salah bulan Oktober,” ucapnya.

Adapun untuk kebakaran lahan atau hutan sepanjang tahun 2021 tercatat sebanyak 6 kejadian. Selain lahan, terdapat pula kebakaran yang diakibatkan sampah dan alat mudah terbakar seperti trafo maupun kompor sebanyak 17 kejadian.

Tak hanya kebakaran, PMK juga melakukan penanganan pada kejadian non darurat seperti permintaan penangkapan ular dan buaya.

“Dalam tahun ini kejadian non darurat terdapat sekitar 195 kejadian. Itu update terbarunya yang merupakan permintaan juga untuk kami tangani,” jelas Hanip.

Baca Juga :  Buka Bersama, Pj. Wali Kota dan Gubernur Bagikan Bantuan Beras ke Petugas Kebersihan

Untuk penanganan non darurat seperti pengusiran sarang tawon, ular dan buaya pihaknya melakukan penanganan lebih lanjut berupa pengamanan saja.

“Kita tangkar kembali, kita kembalikan ke habitatnya. Kalau ular biasanya kita lepas di hutan Gunung Selatan, kemudian buaya kita serahkan kepada Dinas terkait dan kalau sarang tawon kan tidak bisa ya jadi ya kita amankan saja lokasi-lokasinya,” paparnya.

Adapun evaluasi yang dilakukan selama penanganan kejadian darurat dan non darurat, Hanip mengapresiasi masyarakat yang cukup paham dalam membantu petugas melaksanakan tugasnya.

“Sementara belum ada kendala, cuma masyarakat seringkali berkumpul apalagi di gang sempit dan mereka membantu meskipun tidak tahu SOP kan,” tutur pria asal Madura tersebut.

Baca Juga :  IMI Kaltara Pilih Jatim Sebagai TC Atlet Sebelum Laga PON XXI Aceh-Sumut

Selain itu, terdapat evaluasi yang harus pihaknya sampaikan ke pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan yakni mengenai peremajaan armada dan personel PMK.

“Kita coba nanti melalui provinsi atau pusat terkait armada ini, kalau pemerintah kota kan masih terbentur anggaran juga walaupun kita sudah sampaikan. Kita juga minim anggaran, padahal tiga bulan sekali atau dua bulan pasti ada kerusakan armada dan kita talangi dulu,” ujarnya.

“Selain kendaraan yang sudah uzur, kemudian instansi vertikal mereka sudah paham seperti kesediaan air. Personel juga begitu kami sudah ajukan butuh 36 personel untuk sektor Barat dan Utara,” pungkasnya. (*) 

Reporter: Endah Agustina

Editor: Matthew Gregori Nusa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *