Lembaga Adat Kesultanan Bulungan Minta Ibukota Dipindahkan ke Tanjung Palas 

benuanta.co.id, BULUNGAN – Lembaga Adat Kesultanan Bulungan meminta agar Pemerintah Provinsi Kaltara mengupayakan pemindahan ibukota Kabupaten Bulungan ke Kecamatan Tanjung Palas.

Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan, Datu Buyung Perkasa memaparkan permintaan pemindahan ibukota Kabupaten Bulungan tersebut kepada Gubernur Kaltara dan Wakil Gubernur Kaltara.

Baca Juga: Gubernur dan Wagub Kaltara beserta Istri Dapat Gelar Bangsawan Kerabat Kesultanan Bulungan 

“Dengan sejarah yang cukup panjang, kami memohon kepada Gubernur Kaltara dan Wakil Gubernur Kaltara untuk memperjuangkan ibukota Kaltara. Salah satunya agar Kabupaten Bulungan bisa dikembalikan ke Tanjung Palas,” ungkap Datu Buyung Perkasa kepada benuanta.co.id pada Senin, 27 Desember 2021.

Baca Juga :  Truk Pengangkut LPG Terperosok di Jalan Poros KM 19

Pasalnya, hingga saat ini baik surat keputusan (SK) Presiden dan Gubernur Kalimantan kala itu tidak menetapkan perpindahan Kabupaten Bulungan ke Tanjung Selor.

Datu menuturkan, Bulungan merupakan daerah yang banyak melahirkan daerah baru di antaranya Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung (KTT).

“Perlu kita ingat Daerah Istimewa Bulungan adalah sejarah. Oleh sebab itu, kami mengharapkan Gubernur dan Wagub agar berupaya semaksimal mungkin yang pertama kami mohon Istana Bulungan dikembalikan seperti semula kalaupun tidak maka duplikatnya mungkin bisa terwujud,” terangnya.

Baca Juga :  Cuaca Panas Terik di Kaltara, Ini Penjelasan BMKG

Datu Buyung menjelaskan secara singkat sejarah Kesultanan Bulungan, sejak dipimpin Sultan Amiril Mukminin tahun 1717 sampai terakhir Sultan Maulana Muhammad Jalaluddin.

Maka dengan berakhirnya Kesultanan Bulungan pada tahun 1949, dimana tahun tersebut Kesultanan Bulungan menyatakan berdaulat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1949 maka dikumandangkanlah lagu Indonesia Raya di depan Istana Bulungan,” bebernya.

Sejak tahun 1950, Kesultanan Bulungan ketika berdaulat berubah menjadi Daerah Istimewa Bulungan sampai dengan tahun 1958, ketika Sultan Maulana Muhammad Jalaluddin wafat. Setelah itu beralih maka dibawalah Daerah Istimewa Bulungan ke Tanjung Selor oleh Andi Tjatjo, berubah nama menjadi Datu II Bulungan.

Baca Juga :  Lawan Hoaks, Gubernur: Teliti Menyerap Informasi

“Pada dasarnya kenapa kami sampaikan sejarah ini, jangan sampai di kemudian hari ada yang membelot sejarah yang tidak benar. Oleh sebab itu dan selayaknya Kabupaten Bulungan ketika Provinsi Kaltara itu ada, selayaknya ibukota pun ada bukan letaknya di kecamatan,” pungkasnya. (*) 

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Matthew Gregori Nusa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *