Angka Produksi Bawang Merah Tarakan Cukup Tinggi di Kaltara

benuanta.co.id, TARAKAN – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat panen bawang merah di Kota Tarakan mencapai 8,15 ton per hektar. Angka ini diperoleh setelah melakukan dua kali panen yakni pada tanggal 17 dan 24 November lalu.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Utara, Tedy Arif Budiman mengatakan, angka ini masih belum melampaui rata-rata nasional. Namun dinilai cukup tinggi di tingkat Kaltara.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1590 votes

“Kalau dirata-rata asumsi normal itu di 8,15 ton per hektare. Angka ini di atas produksi bawang merah di Kaltara, ya walaupun masih sedikit di bawah rata-rata nasional,” ujar Tedy Arif Budiman, Ahad (28/11/2021).

Baca Juga :  DKP Kaltara Tes Kandungan Formalin pada Ikan di Tiga Pasar Tradisional Tarakan

Tedy menjelaskan, ini disebabkan musim tanam yang mana saat ini kota Tarakan sedang memasuki cuaca yang cenderung hujan. Di mana petani baru pertama kali melakukan penanaman bawang merah sehingga penanamannya belum cukup memadai.

“Kebanyakan kalau petaninya sudah terbiasa, kemudian periode tanamnya sangat mendukung, mungkin tidak menutup kemungkinan hasilnya jauh diatas rata-rata nasional,” sambung Tedy.

Dari sisi lain, BI maupun pemerintah mengharapkan agar pasokan bawang merah tidak bergantung kepada pengiriman dari luar Kaltara.

“Selama ini Bawang Merah disuplai dari Sulawesi dan Jawa. Sehingga saat PPKM lalu, pengiriman bawang merah menjadi terganggu sehingga membuat harga bawang melonjak,” tegas dia.

Baca Juga :  Disnakertrans Tarakan Buka Posko Pengaduan Masalah THR

Ia juga mengharapkan pemerintah nantinya mengurangi impor dari provinsi lain dan terus mengembangkan produk lokal sampai memungkinkan dijadikan swasembada.

Terlebih pihaknya memiliki kewajiban untuk meningkatkan kemampuan petani, sehingga Pemerintah Daerah (Pemda) melalui petani yang dapat mengaplikasi ke daerah-daerah tertentu.

“Kalau memungkinkan kita swasembada, dan bahkan kita kirim ke daerah lain. Nantinya ini akan dibuatkan standar operasional prosedur (SOP) bagaimana menanam bawang yang ideal di Tarakan,” kata Tedy.

Sementara itu, salah satu petani Bawang Merah Kota Tarakan, Darmawan mengaku panen kali ini masih tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Baca Juga :  Satpol PP Tarakan Awasi Pendirian Rumah dan Kamar Sewa

“Kami tanamnya tanggal 1 dua bulan lalu. Ini lebih cepat mungkin karena iklim juga karena di Jawa itu biasa masa panen 50-60 hari, tapi kita 47 hari sudah panen,” ujar Darmawan.

“Bibit yang kami datangkan kemarin sekitar 1,2 ton dari Brebes dengan jenis bibit bima brebes,” imbuhnya.

Diketahui, penanaman bawang merah ini dilakukan pada satu hektare lahan di tiga titik terpisah yang berlokasi Juata Permai.

Darmawan melanjutkan, bercocok tanam bawang merah sangat menyesuaikan iklim dan curah hujan. Karena dalam kondisi hujan, sangat rentan tamanan rusak karena jamur. (*)

Reporter : Endah Agustina

Editor : Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *