benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Tak mendapatkan akses air bersih PDAM, menjadi alasan sebagian warga Kabupaten Tana Tidung (KTT) lebih memilih menggunakan air bor, Minggu, 28 November 2021.
Sigit warga Kecamatan Sesayap Hilir mengatakan kurangnya akses air yang disalurkan PDAM ke warga, membuat sebagian warga lebih memilih tetap menggunakan air bor.
“Di sini saya belum dapat jaringan air. Sempat mengajukan kepada pemerintah, tapi mungkin karena terkendala anggaran atau sebagainya pemasangan jaringan air di sini belum juga dilakukan,” kata Sigit.
Berbeda dengan Sigit, warga Sesayap Hilir lainnya yang ditemui benuanta.co.id, mengaku jika penggunaan air bor lebih ekonomis. Lantaran tak perlu lagi membayar iuran bulanan kepada PDAM.
“Untuk masyarakat kecilkan pasti nyari yang murah dan yang murah itu ialah air bor ini. Karena kita hanya keluar modal sekali saja, yakni saat menggali sumur mata airnya, setelah itu kita tidak perlu membayar lagi,” ujar Abau.
Saat dikonfirmasi, Direktur PDAM KTT, Winarno mengaku pihaknya tidak menyalahkan warga yang masih belum mau, berlangganan terhadap PDAM KTT, mengingat saat ini PDAM KTT masih dalam tahap evaluasi sistem menajeman dan pelayanan terhadap masyarakat.
“Kalau dulu kita akui memang banyak hal yang menjadi kekurangan kita dalam memberikan pelayanan ari terbaik terhadap masyarakat,” ungkap Winarno.
“Tapi dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan provinsi yang baru saat ini. Kita pun mulai berbenah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, seperti pemasangan jaringan air secara gratis yang kita lakukan di Desa Sesayap Hilir,” tambahnya.
Mengenai biaya pendistribusian air bersih, Winarno meminta masyarakat tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal itu. Pasalnya saat ini PDAM KTT masih merupakan PDAM dengan iuran air termurah di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
“Kalau alasan harga, sampai saat ini kita masih yang paling murah di Kaltara, yaitu hanya Rp 2 ribu perkubiknya dan harga itu sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan Kota Tarakan dan Malinau yang mencapai Rp 5 ribu perkubik airnya,” tutupnya. (*)
Reporter : Osarade
Editor : Yogi Wibawa