Minim Fasilitas, Guru di Perbatasan Bagian Utara Indonesia keluhkan Jaringan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Guru honorer di perbatasan yang mengajar di wilayah terdepan Indonesia wilayah utara tak sebatas menuntut kesejahteraan, tapi juga ingin meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak didik. Berbagai tantangan mengajar di wilayah tertinggal,  mereka juga ingin mendapatkan perhatian pemerintah pusat.

Edy Emron,S.Pd, Guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 006 Long Midang, Kecamatan Krayan mengatakan, setiap harinya dia harus menempuh perjalanan sekitar 7 kilometer untuk sampai di sekolah. Belum lagi jalan yang dilalui becek dan licin kala hujan, “Terjauh bagi guru-guru perjalanannya sekitar 6-7 KM dan terjauh untuk siswa 2 KM berjalan kaki,” kata Edy Emron kepada benuanta.co.id, Kamis (25/11/2021).

Di masa pandemi, saat anak-anak di kota besar dapat beradaptasi dengan pembelajaran online, namun hambatan yang sering dihadapi yakni fasilitas penunjang belajar siswa yang dituntut untuk mengikuti perkembangan dunia IT (teknologi).

Baca Juga :  Listrik di Nunukan Padam Sejak Pagi, PLN Katakan Masih Identifikasi Penyebabnya

“Sedangkan di sekolah tempat saya mengabdi tidak mendukung akses internet. Di mana dalam pembelajaran sekarang ini semua modul buku dianjurkan menggunakan IT dalam melaksanakan pembelajaran,” jelasnya.

Edy Emron harus datang ke sekolah untuk memberikan tugas, walaupun pertemuan hanya dilakukan dalam waktu singkat dan selama pandemi para guru-guru yang datang ke rumah siswa untuk memberikan tugas belajar, karena saat itu tidak bisa melaksanakan belajar online karena keterbatasan jaringan.

“Bersyukur sejak kabupaten Nunukan PPKM level 2 saat ini, tatap muka terbatas di sekolah telah dibuka sehingga proses belajar bisa kami lakukan di sekolah,” terangnya.

Baca Juga :  Pelabuhan Tunon Taka Diprediksi Sepi Penumpang pada Arus Mudik 2024

Dia berharap kepada pemerintah pusat hingga daerah memperhatikan wilayah perbatasan. Sekolah tidak hanya ada di perkotaan tetapi di pelosok-pelosok pemerintah harus hadir untuk rangka pemerataan pembangunan termasuk bagi wilayah yang menyandang nama 3T.

“Mohon kepada pemangku kebijakan memperhatikan kami guru-guru di HUT PGRI yang ke- 76 tahun ini,” harapnya. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *