Diduga Siswa Tak Naik Kelas Akibat Menganut Keyakinan Aliran Saksi Yehuwa

benuanta.co.id, TARAKAN – Bumi Paguntaka dihebohkan dengan beredarnya sebuah kabar terkait siswa yang menganut aliran Saksi Yehuwa. Siswa ini diketahui tak naik kelas selama tiga kali berturut-turut.

Menyikapi hal ini, Kesbangpol Kota Tarakan memberikan tanggapan terkait isu tersebut. Kepala Kesbangpol Tarakan, Muhammad Haris menerangkan bahwa seringkali pihaknya bersama Tim Pakem yang dikepalai oleh Kepala kejaksaan intens melakukan pertemuan dan membahas permasalahan seperti serupa.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

“Tim aliran kepercayaan yang dipimpin Kajari itu kami sering lakukan pertemuan, dengan kemenag, FKUB kami rutin sesuai jadwal,” tuturnya, Senin (22/11/2021).

Baca Juga :  Arus Mudik Lancar, Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat Selama Ops Ketupat 2024

Menurutnya, hal ini pernah terjadi pada beberapa waktu lalu dimana pihak pemerintah dalam hal ini sekolah kalah dalam sidang PTUN dengan kasus serupa.

“Malah saya kaget tidak dinaikan (siswanya), mudah-mudahan tidak ada unsur balas dendamnya, bahwa secara yuridis baik dari gugatan orang tua, pihak sekolah itu kalah dan saya pikir sudah clear,” beber Haris.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Tarakan Lakukan Prosesi Penerimaan Secara Adat

Kendati begitu, ia mengakui bahwa karena situasi Covid yang masih melanda diseluruh wilayah membuat terkendalanya kunjungan untuk menindaklanjuti hal tersebut.

Disinggung soal hanya ada enam keyakinan yang diakui Indonesia setelah orde baru yakni Islam, Katolik, Hindu, Budha, Protestan dan Konghucu dirinya tak menepis itu.

“Laporan dulu kan prosesnya mereka (Saksi Yehuwa) tidak mau hormat bendera, jadi tidak bisa, dari situ tim Pakem bekerja dan rapat. istilahnya kan tidak mungkin pemerintah berdiam diri,” sambungnya

Baca Juga :  Pemkot Tarakan Bakal Ikut Kelola Wisata Rumah Adat Baloy Mayo

Kendati begitu, Haris meminta kepada seluruh unsur pemerintahan untuk dapat bersinergi dalam memecahkan permasalahan keyakinan di kota Tarakan. Meskipun kenyataannya penganut keyakinan ini masih terlihat eksis di lapangan.

“Ini mungkin jadi PR kita bersama ya, jangan sampai hanya Kesbangpol dan Tim Pakem saja, jadi tanggung jawab bersamalah mungkin,” tuntasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *