benuanta.co.id, BULUNGAN – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berjanji akan mendukung dan membantu Pemerintah Provinsi Kaltara dalam hal pengembangan kawasan pertanian. Ketahanan pangan tidak bisa berjalan jika tidak memiliki lahan berupa tanah.
Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP HKTI, Ir Doddy Imron Cholid menuturkan HKTI sangat memperhatikan masalah ketimpangan sebuah penguasaan tanah. Kepada Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang, HKTI pusat akan membantu usulan dari HKTI Kaltara.
“Jadi, tidak ada artinya bercerita ketahanan pangan kalau tanahnya tidak ada. Jadi Kaltara memohon kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar APL nya diperluas menjadi 100 ribu hektare,” ucap Doddy Imron Cholid kepada benuanta.co.id, kemarin.
Menurutnya, Kaltara memiliki banyak kawasan hutan namun tak termanfaatkan sehingga bisa dialihkan menjadi Areal Penggunaan Lain (APL) untuk dipakai pada bidang pertanian. Terkait lahan banyak tidur di Kaltara akan ia teruskan ke Menteri LHK.
“Jadi kami tampung apa yang bisa kami sampaikan kepada Kementerian LHK, HKTI adalah penyambung lidah petani,” ujarnya.
Bagi tanaman padi, dia melihat produksinya masih kurang. Salah satu penyebabnya karena pupuk dan bibitnya sulit menemukan yang tepat. Hal itu bisa dipengaruhi oleh jarak jauh dari lokasi pembibitan padi unggul yang kebanyakan digunakan di Pulau Jawa.
“Kita harapkan khususnya balai benih di Kaltara harusnya sudah ada terbentuk. Tidak susah sebenarnya tinggal mengundang peneliti untuk menjadi breeder (seed) yakni yang bisa menciptakan bibit padi baru,” paparnya.
Doddy menyarankan agar para petani untuk beralih dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik, pasalnya pupuk anorganik bisa membuat tanah jadi masam sehingga menghambat pertumbuhan padi. Makanya kebanyakan untuk pemulihan agar pH tanah jadi normal harus diberikan kapur.
“Jadi, tanah-tanah yang asam mesti diberikan kapur dolomit supaya jadi basa dan netral baru bisa ditanami,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli