benuanta.co.id, TARAKAN – Sejak dua minggu terakhir masyarakat mengeluh lantaran harga minyak goreng yang melambung tinggi di sejumlah pusat perbelanjaan. Pedagang memprediksi harga minyak goreng akan mengalami peningkatan lebih tinggi lagi.
Wahid (25), penjual sembako di salah satu pasar tradisional Kota Tarakan menerangkan peningkatan harga terjadi sebanyak tiga ribu rupiah dari harga awal Rp 13 ribu menjadi Rp 15 ribu. Diakui Wahid, melambungnya harga minyak ini merata ke semua jenis brand minyak goreng.
“Naik nya drastis sih ini, sekitar sudah sebulanan lah. Saya jual sekarang Rp 15 ribu ada juga yang Rp 18 ribu,” tuturnya kepada benuanta.co.id, Jumat (5/11/2021).
Wahid mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari produsen harga naik ini dipicu karena harga kelapa sawit yang juga naik ditambah tarif jasa kirim yang juga mahal.
Sementara itu, Asriani (31) yang merupakan penjual gorengan mengatakan dirinya mengalami penurunan omzet, namun Asriani tidak menaikan harga jualannya karena tak ingin mengecewakan pelanggan.
Sebelum kenaikan harga minyak goreng, dirinya bisa menghabiskan 5 jeriken berukuran 5 liter perhari. Namun semenjak kenaikan harga ia hanya menggunakan 3 jeriken saja. “Saya malas juga goreng banyak, kita bertahan aja tetap menjual,” sambungnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Disdagkop Kaltara, Hasriani menjelaskan dari pengawasan bahan pokok yang pihaknya lakukan memang setiap minggunya terjadi kenaikan harga. Hal ini dipicu oleh harga Crude Palm Oil (CPO) dunia.
“Salah satu faktor kenaikan harga ini akibat CPO dunia, permintaan bahan baku biodeasel dan turunnya panen sawit secara nasional. Harga minyak curah sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per kilogram sehingga pasar, pedagang dan konsumen juga terkena efeknya,” tutupnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa