Harga Minyak Goreng Meroket, Ini Penyebabnya

benuanta.co.id, TARAKAN – Sejak dua minggu terakhir masyarakat mengeluh lantaran harga minyak goreng yang melambung tinggi di sejumlah pusat perbelanjaan. Pedagang memprediksi harga minyak goreng akan mengalami peningkatan lebih tinggi lagi.

Wahid (25), penjual sembako di salah satu pasar tradisional Kota Tarakan menerangkan peningkatan harga terjadi sebanyak tiga ribu rupiah dari harga awal Rp 13 ribu menjadi Rp 15 ribu. Diakui Wahid, melambungnya harga minyak ini merata ke semua jenis brand minyak goreng.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

“Naik nya drastis sih ini, sekitar sudah sebulanan lah. Saya jual sekarang Rp 15 ribu ada juga yang Rp 18 ribu,” tuturnya kepada benuanta.co.id, Jumat (5/11/2021).

Baca Juga :  Polres Tarakan Berikan Dispensasi Pengurusan SIM Mati saat Libur Lebaran

Wahid mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari produsen harga naik ini dipicu karena harga kelapa sawit yang juga naik ditambah tarif jasa kirim yang juga mahal.

Sementara itu, Asriani (31) yang merupakan penjual gorengan mengatakan dirinya mengalami penurunan omzet, namun Asriani tidak menaikan harga jualannya karena tak ingin mengecewakan pelanggan.

Baca Juga :  Ekonomi Kaltara Tumbuh 4,94 Persen Tahun 2023

Sebelum kenaikan harga minyak goreng, dirinya bisa menghabiskan 5 jeriken berukuran 5 liter perhari. Namun semenjak kenaikan harga ia hanya menggunakan 3 jeriken saja. “Saya malas juga goreng banyak, kita bertahan aja tetap menjual,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut Kepala Disdagkop Kaltara, Hasriani menjelaskan dari pengawasan bahan pokok yang pihaknya lakukan memang setiap minggunya terjadi kenaikan harga. Hal ini dipicu oleh harga Crude Palm Oil (CPO) dunia.

Baca Juga :  Pj Wali Kota akan Evaluasi Tarif Masuk Pantai Ratu Intan

“Salah satu faktor kenaikan harga ini akibat CPO dunia, permintaan bahan baku biodeasel dan turunnya panen sawit secara nasional. Harga minyak curah sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per kilogram sehingga pasar, pedagang dan konsumen juga terkena efeknya,” tutupnya. (*)

 

Reporter: Endah Agustina

Editor: Matthew Gregori Nusa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *