Pernyataan Gus Yaqut soal Kemenag Hadiah NU, GP Ansor Kaltara: Dimaknai sebagai Amanah

TANJUNG SELOR – Pimpinan Wilayah  Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalimantan Utara menanggapi pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas soal ‘Kemenag Hadiah untuk NU’. Pernyataan ini dinilai perlu verifikasi dan peruntukannya untuk kepentingan apa.

Ketua PW GP Ansor Kaltara, Wawan Eko Widayanto berpandangan, pernyataan Menteri Agama dianggap sebagai sesuatu yang wajar dalam ranah dunia pendidikan. Apalagi pernyataan tersebut disampaikan untuk motivasi para santri dan pesantren. Maka perlu ada sebuah stimulus yang dapat merangsang semangat para santri.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1578 votes

“Iya, ini lagi ramai di medsos. Setelah saya nonton videonya, ternyata Menag menyampaikan itu pada saat momentum Hari Santri di salah satu pondok pesantren NU. Motivasinya adalah membangkitkan ghirah (semangat) para santri untuk menjalankan tugas-tugas ke-NU-an dalam kehidupan bernegara,” ujar Wawan,” Senin (25/10/2021).

Baca Juga :  Safari Ramadan, Wakil Gubernur Yansen TP Sambut Baik Kedatangan Pangdam VI/Mulawarman

Menurut Wawan, banyak literatur yang menyebut bahwa pembentukan Kementerian Agama sebagai ‘hadiah’ untuk NU. Namun, makna ‘hadiah’, dalam artian mandatoris negara kepada NU untuk menjaga keutuhan umat beragama.

“Di sini jangan sampai kita mispersepsi memaknai kata ‘hadiah’. Artinya, hadiah yang diberikan kepada NU ini, bagaimana kita warga Nahdiyin meneruskan perjuangan pasca kemerdekaan, dengan mewakafkan diri kita merawat keutuhan NKRI. Kita jaga toleransi umat beragama, kita jaga moderasi antar-umat beragama. Dan NU, termasuk kami di GP Ansor berkomitmen untuk itu,” tegas Wawan.

Baca Juga :  Gubernur Kaltara: THR Lebaran Harus Cair Tepat Waktu

Pernyataan Gus Yaqut tersebut, diharap tidak menjadi komoditas isu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Agama apapun dan ormas keagamaan, tidak boleh terprofokasi atas pernyataan Menag tanpa tabayun.

“Saya berbicara bukan dari lingkungan Kementerian Agama, ya. Karena saya bukan Kemenag. Saya kader NU yang selalu mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan kelompok. Saya rasa, agama apapun, semua ormas keagamaan, berhak dan memiliki Kementerian Agama,” tandasnya.

Lebih lanjut, Wawan menyayangkan adanya reaksi berlebihan terhadap pernyataan Gus Yaqut tersebut. “Sampai ada tokoh yang membuat statemen minta Kementerian Agama dibubarkan. Ini sangat disayangkan. Padahal konsep bernegara kita tidak lepas dari sendi-sendi agama,” tegasnya.

Baca Juga :  MUI Minta Aparat Tak Ragu Tindak THM yang Nekat Buka Selama Ramadan

Ia lantas menarik konsep bernegara dalam skop kewilayahan seperti di Kaltara. Menurut Wawan, kader NU di Kaltara memikul tanggung jawab sosial dengan menjaga keutuhan NKRI.

“Semisal di Kaltara, wilayah kita diisi oleh penduduk heterogen. Dari agamanya, sukunya, budaya dan sosial kemasyarakatan di sini sangat majemuk. Maka kader NU di Kaltara, menerima ‘hadiah’ sebagai amanah untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat. Kita jaga toleransi, kita jaga perbatasan negara dengan semangat keagamaan,” tuntasnya. (*)

Sumber: PW GP Ansor Kaltara
Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *