FPTI Kaltara Bantah Minimnya Perhatian Pemprov Kaltara ke Atlet

benuanta.co.id, TARAKAN – Atlet panjat tebing Kaltara yaitu Sabri, mengundurkan diri dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kaltara. Pengunduran diri Sabri dilakukan pada 15 Oktober lalu atau usai PON XX Papua 2021 resmi ditutup.

Namun, kabar mengejutkan dari pengunduran diri atlet peraih perak di Asian Games 2018 ini yang menyatakan di salah satu media di Kaltara, terkait minimnya perhatian Pemerintah Provinsi Kaltara terhadap para atlet ketika berlaga di PON Papua, termasuk soal seragam yang digunakan ketika bertanding.

Saat dikonfirmasi benuanta.co.id, Sabri membenarkan sudah mengajukan surat pengunduran diri tersebut. Namun ia membatah memberikan keterangan ke media lokal terkait tak diberinya seragam oleh KONI Kaltara ketika bertanding dan menggunakan seragam lama.

“Ada kesalahan dari media itu, karena saya diwawancarai sama Kabar Kaltara atau apa gitu, tapi malah yang keluar (beritanya) itu Kabar Nunukan. Sedangkan saya tidak pernah diwawancarai sama media Kabar Nunukan. Betul kemarin ada ditanya soal seragam, tetapi saya bilang seragamnya telat dari pembukaan dan itu hanya jaket. Kenyataanya pas pembukaan kita tidak pakai jaket. Mungkin persepsinya salah atau sekadar mau goreng-goreng berita karena ada isu saya mau pindah kan,” ujar Sabri saat dihubungi benuanta.co.id, Rabu (27/10/2021)

Baca Juga :  PSG Lakukan "Comeback" dan Menang 3-1 atas Villa

Meski sudah mengajukan surat untuk mengundurkan diri, namun Sabri menyatakan masih siap membela Kaltara, apabila adanya pembinaan jangka panjang yang dilakukan di Kaltara. Bahkan Sabri siap mempertimbangkan untuk kembali menarik surat pengunduran dirinya, asalkan keinginannya agar pembinaan atlet dalam jangka panjang bisa dilakukan Kaltara.

“Jadi saya tidak akan mengundurkan diri dari Kaltara, kalau latihan jangka panjang ada untuk persiapan Pra PON dan PON kedepannya,” imbuhnya.

Menurutnya, prestasi yang diraih oleh atlet tidak bisa didapatkan dalam waktu yang singkat. Perlu adanya pembinaan jangka panjang yang harus dilakukan, agar bisa meraih prestasi di ajang nasional. Hal tersebutlah yang sudah dilakukan oleh provinsi lain, sehingga bisa menghasilkan atlet yang prestasi.

“Jadi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kaltim yang tawarkan. Mereka tawarkan adanya persiapan jangka panjang dan tidak tunggu lomba baru persiapan. Namun tawaran itu baru sebatas via WhatsApp saja,” katanya.

Dilanjutkan Sabri, selama ini untuk perhatian Pemprov Kaltara kepada atlet sudah cukup baik, khususnya dalam penganggaran. Hanya saja, dalam dukungan menyiapkan sarana prasarana yang dinilainya belum diperhatikan. Termasuk pembinaan jangka panjang.

Baca Juga :  Dua Gol Indah Declan Rice Warnai Kemenangan 3-0 Arsenal atas Madrid

“Saya sudah ngomong kalau pengennya training center (TC) yang cukup lama. Kalau anggaran cukup, saya tidak ada permasalahkan tentang anggaran. Kalau kita ini (atlet) tidak terlalu butuh uang, kita pengennya Ketua Ketua KONI atau pak gubernur datang lihat kita latihan, itu sudah cukup memberikan motivasi,” tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kaltara, Kamaruddin menegaskan, selama ini perhatian pemerintah kepada Sabri sudah cukup baik. Salah satunya, saat ini Sabri sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), usai meraih medali perak nomor estafet putra pada panjat tebing Asian Games 2018 lalu.

“Dia jadi PNS itu hasil dari rekomendasi KONI juga,” kata Kamaruddin.

Begitu juga dengan persoalan seragam, Kamaruddin menyebut, kebutuhan saat bertanding telah dipenuhi. Mulai dari tas, sepatu, seragam sudah diserahkan semua oleh KONI Kaltara.

“Seragam tandingnya juga ada kita buat dari Pengrov-nya. Seragam yang dia sebut lama itu sebenarnya seragam PON 2020 yang ditunda, tetapi ada kita berikan dari Pengrov, sepatu juga demikian,” tegasnya.

Baca Juga :  Inter Milan Permalukan Bayern Muenchen pada Leg Pertama

Kemudian semua hak yang didapatkan Sabri saat menjalani TC sebelum PON XX Papua, sudah diberikan langsung. Diketahui, Sabri mendapatkan uang TC dari KONI Kaltara selama 7 bulan penuh dan uang suplemen.

“Semua uang itu masuk rekeningnya tanpa melalui cabor,” sebutnya.

Menanggapi pernyataan Sabri bahwa TC yang dilakukan di Kaltara cukup singkat, Kamaruddin menyatakan harusnya tidak memutuskan semangat Sabri untuk menjalani latihan. Apalagi pihaknya mengakui bahwa anggaran TC, sempat telat untuk pencairannya.

“Fasilitas juga walaupun tidak semua kita akomodir, tapi ada beberapa yang kita akomodir yaitu beberapa sarana,” ungkapnya.

Terkait dengan surat kemunduran diri Sabri dari FPTI Kaltara, ia menegaskan tidak akan menghalangi niat Sabri tersebut. Untuk saat ini pihaknya masih akan mempelajari surat tersebut dan akan melaporkan kepada KONI Kaltara.

“Nanti saya laporkan ke Ketua FPTI, Kalau ketua mengatakan lepas maka akan kita lepas,” tutupnya. (*)

Reporter : Yogi Wibawa

Editor : Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *